Menurut saya pribadi kecil kemungkinan bahwa Ijazah seorang mantan presiden Bapak Joko Widodo palsu sebagaimana klaim atau tuduhan orang-orang, bahkan disuarakan oleh mantan menteri di era presiden terdahulu yang tidak mampu menyanyikan lagu kebangsaannya sendiri. Resiko besar jika itu sampai terjadi.
Namun yang saya kasihani bukanlah PakDe Jokowi semata. Tapi almamater Beliau, Universitas UGM yang mana memiliki nama besar sejak dulu. Diobok-obok seakan menerima transferan dan menutupi kebohongan demi kebohongan. Padahal sesungguhnya, orang-orang yang menuduh palsunya ijazah itu yang otak dan akal sehatnya sudah ditutupi oleh kepentingan. Bukan tidak mungkin mereka berasal dari kalangan yang "membutuhkan".Dan saya agak-agak curiga karena narasi yang bersliweran di dunia maya adalah -apakah keputusan PakDe Jokowi selaku Presiden saat Beliau menjabat terdahulu, bisa dibatalkan jika Ijazahnya bisa dibuktikan palsu ?
Jangan-jangan ada kaitannua dengan Freeport dan semacamnya, yang merugikan satu kelompok tertentu yang dulu pernah jaya karena memakan jatah itu semua.
Jujur, malu banget rasanya melihat riuh rendahnya masyarakat kita di luar sana, bahkan ada yang membawa-bawa nama ulama, atau bahkan sekelas dosen tanpa etika menyebut nama Mulyon*, nama yang sudah tidak digunakan secara resmi oleh PakDe Jokowi. Amat sangat memalukan mereka malah diberi panggung.
Gak heran sih karena IQ rata-rata kita cuma 78. Artinya jika sebagian besar orang di luar sana memang pintar dan diakui banyak orang, sebagian lainnya justru jumawa mengaku lebih pintar. Padahal ya, bikin malu.
Comments
Post a Comment