Skip to main content

Mimpinya gak nyaman banget ya Tuhan...

Diburu dan digelandang pasukan bersenjata, tapi aksi si pasukan yang ceritanya mau nangkepin justru kek temen sendiri. Sambil ketawa becanda, pake fotoan aksi peace dua jari. Lalu si pasukan pergi pake mobil uniknya yang pake kaleng besar biru putih di sisi tengah. Saya kebingungan pas mau pulang karena gak ada tumpangan. Infonya teman kantor yang tadinya diajak numpang semobil, sudah pulang duluan untuk menghindari penangkapan. Ealah... gak ngajak-ngajak.

Di mimpi gak ada yang namanya Grab atau Gojek rasanya. Kok gak kepikiran nyariin itu eh malah jalan kaki ?

Nah pas jalan pulang, ceritanya melewati gerai elektronik Sapa Liu (entah artinya apa), saya langsung memutuskan beli ponsel mahal dalam mimpi itu, BlackBerry 900. Absurd banget karena penampakan wajah ponsel mahal ini laiknya Dopod 900, tapi OS BlackBerry. Saya sempat mikir dalam mimpi itu, eh apa iya ? 

Saking bingungnya pas pulang ke rumah, saya langsung mencari Istri, yang ditemani Ibu dan Bapak di rumah. Lalu mengatakan -Lit, tiang kal metahan. Sambil memeluk istri yang lagi nyapu rumah. Istri gak percaya dan bertanya, -gak mungkin. Mimpi kali...

Sayapun kebangun. Ha.

Kebangun pada pukul setengah 3 dini hari, jam biologis untuk buang air kecil, namun berada di ruang tidur yang sangat asing. Di ruang tidur bungsu lantai atas. Lalu menyadari itu benar-benar mimpi, karena teringat Istri yang saat ini sedang berada di luar kota. Duh... Jadi kangen peluk dirimu Sayang. 

Dan meskipun itu hanya mimpi, salah satu yang terbayang pas saya memeluk Istri adalah musti dengan segera mengubah nama dunia maya -pandebaik- menghapus kata -baik- atau melakukan deActive akun FB agar gak ada lagi nama PanDe Baik di dunia maya. 

Sempat kepikiran juga pas si pasukan nangkepin itu rupanya tersadar dari celana pendek yang saya pake, masih bisa dikenali -sebagai saya saat diincar lalu ditangkap- setelah mencoba berpaling dari keramaian. Tahu gitu, tadi kan bawa celana cadangan lalu ganti di kamar mandi.

Duh... Apes memang gak mengenal Hari.

Aniway, cerita ini langsung saya buat begitu usai buang air kecil di kamar mandi atas, lalu mencabut kabel charger kedua ponsel -milik saya dan bungsu, menggantikan perangkat tablet android milik kantor untuk dicharge juga, dan menuliskan cerita mimpi ini dari pukul 2.43 wita dini hari sampai 2.55 wita. 

Aseli gak bisa tidur lantaran gak nyaman banget mimpi kali ini ya Tuhan...

Bisa jadi efek tidur di kamar yang tak biasa ditempati, atau efek tidur gak bersama istri kesayangan, atau bisa juga efek marah-marah kemarin gegara ditanyain Ibu berulang kali karena si sulung belum juga pulang sampai jam 8 malam. Ini umur anakmu sudah mau 50an Ibu... Kok ya terus diperlakukan macam anak remaja saja. 

Publish aja lah tulisannya sebelum jam 3 pagi...

#30HariBercerita 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.