Kadang saya merasa jenuh dengan rutinitas penyiapan dokumen dan data warga, selaku salah satu Kelihan Adat Banjar Tainsiat, yang masih harus mengemban tugas hingga awal tahun 2027 mendatang. Karena ternyata maksud baik tidak selalu bisa tersampaikan dengan baik kepada warga.
Sebagaimana analogi yang diceritakan oleh dalang Wayang Cengblong, menjadi seorang Kelihan Adat itu bagaikan memikul seekor bebek jantan, dimana bebek itu ributnya setengah mati, sementara tidak bertelur, tapi malah menjejali si empunya dengan kotoran.
Dan di tahun ketiga ini saya terkena batunya.
Masih ada 2 tahun lagi untuk bisa bertahan...
#30HariBercerita
Comments
Post a Comment