Skip to main content

Apa Itu Slow Living dan Hubungannya dengan Literasi Finansial - BCA Life

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, konsep slow living semakin diminati. Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada kualitas hidup dengan memperlambat ritme sehari-hari, menikmati momen, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Konsep hidup slow living ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan mental dan emosional, tetapi juga erat kaitannya dengan literasi finansial. Artikel ini akan membahas hubungan antara slow living dan literasi finansial serta bagaimana keduanya dapat diterapkan untuk menciptakan hidup yang lebih seimbang.

Apa Itu Slow Living?

Slow living adalah pendekatan hidup yang mengutamakan kesadaran penuh dalam setiap aktivitas. Gaya hidup ini mendorong seseorang untuk menikmati proses, mengurangi stres, dan hidup lebih sederhana. Contohnya, slow living bisa diwujudkan dengan mengurangi konsumsi berlebihan, memprioritaskan hubungan sosial yang bermakna, atau meluangkan waktu untuk hobi yang memberikan kepuasan batin.

Apa Itu Literasi Finansial?

Literasi finansial adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengoptimalkan keuangan secara bijak. Hal ini mencakup kemampuan membuat anggaran, menabung, berinvestasi, serta mengelola utang. Literasi finansial penting untuk mencapai stabilitas keuangan dan mendukung tujuan hidup jangka panjang.

Hubungan Slow Living dengan Literasi Finansial

1. Mengurangi Konsumsi Berlebihan

Slow living mendorong untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan mengurangi kebiasaan konsumtif. Ini sejalan dengan literasi finansial yang mengajarkan pengelolaan pengeluaran agar lebih bijak dan sesuai prioritas.

2. Meningkatkan Kesadaran Finansial

Dalam slow living, seseorang diajarkan untuk lebih sadar dalam membuat keputusan, termasuk dalam hal keuangan. Dengan literasi finansial, keputusan terkait pengeluaran, investasi, dan tabungan dapat dilakukan dengan penuh pertimbangan.

3. Investasi pada Hal yang Bermakna

Slow living menekankan pentingnya investasi pada hal-hal yang memberikan kebahagiaan jangka panjang, seperti pengalaman, pendidikan, atau kesehatan. Literasi finansial membantu merencanakan dan mengalokasikan dana untuk tujuan tersebut.

4. Menghindari Stres Finansial

Dengan menerapkan prinsip slow living dan literasi finansial, seseorang dapat mengurangi stres yang disebabkan oleh tekanan keuangan. Gaya hidup sederhana membantu mengurangi pengeluaran, sementara literasi finansial memastikan dana dikelola dengan baik.

Tips Menerapkan Slow Living dan Literasi Finansial

1. Buat Anggaran Berdasarkan Prioritas

Tentukan pengeluaran yang benar-benar penting dan sesuai dengan kebutuhan. Hindari pemborosan pada hal-hal yang tidak memberikan manfaat jangka panjang.

2. Kurangi Konsumsi Impulsif

Slow living mengajarkan untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum membeli sesuatu. Terapkan prinsip ini untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak.

3. Nikmati Proses Menabung

Menabung tidak harus menjadi beban. Jadikan kegiatan ini sebagai bagian dari gaya hidup slow living dengan menikmati setiap proses perencanaan keuangan.

4. Pelajari Dasar-Dasar Investasi

Dengan literasi finansial, Anda dapat memahami bagaimana investasi bekerja dan memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan hidup Anda.

Manfaat Menerapkan Slow Living dan Literasi Finansial

1. Keseimbangan Hidup yang Lebih Baik

Kombinasi slow living dan literasi finansial menciptakan hidup yang lebih terencana dan harmonis, sehingga Anda bisa menikmati setiap momen tanpa tekanan berlebihan.

2. Stabilitas Keuangan Jangka Panjang

Dengan menerapkan literasi finansial dalam slow living, Anda dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan.

3. Kepuasan Hidup yang Lebih Tinggi

Dengan hidup sederhana dan pengelolaan keuangan yang baik, Anda dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna dalam hidup.

Kesimpulan

Slow living dan literasi finansial adalah kombinasi yang saling melengkapi untuk menciptakan hidup yang lebih bermakna, sederhana, dan seimbang. Dengan mempraktikkan contoh literasi finansial dan slow living i, Anda dapat mengurangi tekanan sehari-hari, menikmati momen, dan mencapai stabilitas finansial yang lebih baik. Terapkan prinsip slow living bersama literasi finansial untuk kualitas hidup yang lebih maksimal.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.