Skip to main content

O2 XDA IIi #PDAjadul Impian

Perangkat Personal Digital Assistant atau PDA ini lahir pada tahun 2003 silam, melalui seri O2 XDA II, yang masih mengadopsi sistem operasi Windows PocketPC 2003 dengan prosesor Intel 400 MHz 128 MB RAM dan 64 MB ROM.

Masih MB ya alias MegaBytes. Bukan GB macam jaman jani. 

Lensa Kamera belakangnya waktu itu masih VGA atau 0,3 MP, mendukung slot MMC yang tipis, dan layar sentuh resistive sehingga memerlukan stylus untuk operasionalnya. Kalaupun stylusnya hilang, bisa diganti pake CottonBud. #PengalamanPribadi

Saya sendiri menggunakan perangkat ini awal tahun 2004 hingga 2007 pertengahan. Perangkat yang sama, namun beda nama. Kalau tidak salah dari brand T-Mobile MDA II. Tampilan depannya sedikit berbeda, dimana tombol bawah dihiasi cover plastik hitam, dimana semua tombol dibuat membulat. Kebiasaan PDA jaman dulu, dimana dikembangkan oleh HTC, lalu dirilis ke pasar global dengan banyak nama dan variasi tampilan. 

Kesuksesan seri O2 XDA II ini kemudian dilanjutkan dengan merilis seri O2 XDA IIi pada tahun 2004 akhir, dimana terdapat pembaharuan atau peningkatan fitur seperti lensa kamera menjadi 1,3 MP, prosesor 520 MHz dan yang terpenting adalah sistem operasi yang sudah lebih baik lewat Windows PocketPC 2003 SE. 

Kenapa saya katakan lebih baik, karena salah satu kekurangan atau minusnya O2 XDA II atau perangkat yang saya gunakan T-Mobile MDA II, masih menggunakan OS versi 2003 edisi pertama, yang akan menghapus atau mereset isi perangkat ketika pengguna lupa melakukan charging sampai titik Nol persen, atau terjatuh secara tak sengaja. Lumayan bikin repot jaman itu, utamanya saat harus melakukan input 200an kontak secara berulang, sebelum saya mengenal proses Sync perangkat ke PC menggunakan aplikasi Microsoft Outlook. 

Era penggunaan PDA ini lumayan memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman, utamanya dalam membantu pekerjaan yang saat itu masih berstatus Umbi-umbian alias anak bawang di lingkup pegawai negeri.

#PDA #O2 #XDAII #XDAIIi #PersonalDigitalAssistant #layarsentuh #touchscreen #windows #mobile #pocketpc #microsoft #work 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,