Tadinya saya enggan bercerita tentang masuknya Bapak ke kamar rawat inap di Rumah Sakit Angkatan Darat hari Jumat sore lalu, pasca diduga mengalami gejala stroke ringan, kepada sanak saudara maupun rekan kerja, karena hanya akan merepotkan banyak orang saja, mengingat masing-masing memiliki kesibukan yang bisa jadi tidak bisa ditinggalkan.
Tapi serapat-rapatnya kami menutup informasi, tetaplah bocor jua.
Maka tanpa menunggu waktu lama, beberapa saudara datang dan menghibur bapak ibu kami, yang saat itu masih dirawat di ruang VIP atas bantuan seorang senior dokter panutan di RSAD.
Bapak awalnya mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki kanannya. Padahal kedua organ tangan dan kaki kirinya bisa merespon permintaan kami untuk digerakkan. Ditambah nada bicaranya yang agak susah didengar dan dimengerti. Maka pasca meminta bantuan pada kakak yang kebetulan saat itu berada di rumah, agar diantarkan kontrol kesehatan ke dokter internis kepercayaan bapak di RSAD. Yang mana langsung dirujuk ke IGD untuk mendapatkan pertolongan emergency.
Dirawat hingga hari Senin siang lalu, Bapak bisa dikatakan banyak mengalami naik turun ingatan memory, yang mana sempat melupakan sosok istrinya sendiri aka ibu kami yang merawatnya selama ini, atau saat mengingatnya sebagai Ibu kandungnya sendiri. Membuat saya jadi senyum sendiri menyaksikan adegan itu secara langsung. Meski baik saya maupun kakak juga tak luput dari sasaran lupanya Bapak. Tidak diingat sebagai anaknya sendiri, karena melarangnya turun dari tempat tidur untuk buang air kecil. Sembari mengingatkan agar melakukan dengan pampers saja. Dari aksi tangan yang laiknya sedang menepis serangan ala Perisai Diri saat kami mencoba memberikannya obat, sampai kuda-kuda bakalan memukul anaknya sendiri namun dalam posisi tidur pun kami alami. Tapi tetaplah gak ada emosi yang kami rasakan saat itu, karena menyadari Bapak dalam kondisi lupa dengan memorynya.
Bahkan terkadang malah jadi lucu jika diingat dengan apa yang ia katakan saat berada dalam kondisi tak sadar.
Saat ini, Bapak lagi semangat untuk menyembuhkan dirinya secara fisik. Dengan mencoba alat Old Man Walker yang diberikan oleh menantunya, agar ia bisa kembali berjalan biasa sebagaimana sebelumnya. Namun secara pikiran, terkadang masih suka kambuh ke memory lama dimana situasinya jauh berbeda dengan kondisi kami saat ini.
Kelihatannya ini akan menjadi pe-er kami berikutnya.
Comments
Post a Comment