Skip to main content

Tentang PakMan Murdana di Mata Saya

Di mata saya, sosok PakMan Murdana ini adalah orang yang humoris dan lurus. Setidaknya sejak awal saya mengenalnya di awal Mei 2013 silam. Memilih untuk berseberangan dengan orang lain, biasanya karena habbit orang tersebut yang gak sesuai tata krama yang ia yakini. Dengan saya, rasanya kami baik-baik saja, mengingat hingga kali terakhir bertemu langsung di ruang rawat inap RS BaliMed, masih sempat bertukar cerita tentang masa lalu yang dulu sempat dijalani. 

Sebagai seorang pemangku atau tokoh adat yang disegani di desanya, saya kerap bertukar pikiran tentang banyak hal sejak ditunjuk sebagai salah satu kelihan adat di banjar sini. Baik dewasa ayu, tata cara ataupun makna dibalik rentetan agenda yang kami lakoni. Termasuk soal 'takdir' diri dari-Nya kelak. Yang kalaupun sudah digariskan, kemanapun kita bergerak, satu saat akan sampai pada titik tersebut, bagaimanapun prosesnya. 

Saya cukup Shock mendengar kabar kepergian PakMan selasa sore kemarin. Karena masih ada keinginan untuk main lagi ke Kancil dan ngobrol tentang kesehatannya, yang notabene kami memiliki jenis penyakit sama saat ini. Apalagi pas pertama kali mengetahui PakMan divonis mengidap Diabetes sekian tahun lalu. Memberikan petunjuk dan semangat agar tak patah arang di tengah jalan, agar selalu optimis sembuh dan bergabung lagi di obrolan pagi area belakang ruang kerja. 

PakMan Murdana yang saya kenal, juga termasuk orang yang ulet dalam menjaga warisan nak lingsir, mengembangkan banyak aset yang dimilikinya, dan menjaga agar semua itu bisa menghasilkan bekal untuk keluarganya kelak. Ia juga tipe bapak yang sayang pada anak-anaknya. Kerap bercerita tentang mereka yang kini sudah beranjak remaja, utamanya si bungsu. 

Banyak hal yang membuat kami bisa nyambung dalam obrolan. Yang kadang bisa nyerempet topik kemana-mana. Apalagi kalau ditemani botol minuman beralkohol, dimana pun kami bersua. Ia sering menertawai cerita pertama saya berkenalan dengan Jack D yang mana membuat saya tertidur di basement hingga pukul 5 sore, tersadar kalau di luaran sudah gelap. 

Mohon Maaf PakMan, saya hanya ingin bercerita dan mengingat kenangan bersama PakMan. Jujur saja, sedih rasanya kehilangan seorang teman yang sejak awal perkenalan, rasanya gak ada riak perseteruan di antara kita. 

Senang mengenal Kak Angku, Amor ing Acintya, Dumogi Ida ngicen genah sane pinih becik ring sunia loka.

Puspem Badung, 10 Juli 2024, pukul 12 siang...

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.