Skip to main content

Say NO to Wisata Halal di Bali

Postingan Tweet 4 Juni 2024 just #sayNOtoWisataHalaldiBali

Bali sampai saat ini kalau ndak salah masih menolak yang namanya Wisata Halal. Tapi bukan berarti di Bali sulit mencari tepat ibadah dan makanan Halal bagi saudara umat Muslim, seperti kata rangOrang yang keknya gak pernah ke Bali. 

#sayNOtoWisataHalaldiBali

-a thread tanpa sopi

Pake hastag #sayNOtoWisataHalaldiBali bukan berarti saya membenci saudara umat Muslim loh ya. Karena bagaimanapun pertemanan saya diluaran, ya sebagian juga ada semeton Muslim yang lahir, besar dan menetap di Bali, dan ada juga sebagian lainnya yang kenal dari sosial media...

Bahkan beberapa langganan #HPjadul yang base di pulau jawa juga lombok, merupakan umat Muslim juga. 

Ini cuma pengen share pengetahuan kalo Bali itu sebenarnya sudah nyaman bagi saudara Umat Muslim yang pengen liburan ke sini. Baik dari sisi tempat ibadah maupun makanannya...

Pertama soal Tempat Ibadah umat Muslim, dalam hal ini Masjid. 

Di setiap Kab/Kota di Bali, bisa dipastikan sekitaran pusat kota/kab, ada Masjid yang bisa dijangkau dengan mudah oleh saudara umat Muslim. Kalian bisa search lewat Google menggunakan ponsel, termasuk di Denpasar.

Terdekat dari Pusat Kota Denpasar ada Masjid di kampung Arab, persimpangan jalan Sulawesi/Kalimantan.

Di Lumintang, atau Kampung Jawa, juga ada Masjid besar di pertigaan AYani/Maruti.

Sementara didekat Polda Bali juga ada. 

Soal Nama, cari di Google ya, saya gak hafal.

Sisi selatan area Pasar Kereneng juga ada di dalam asrama Yang Batu jalan Kapren Japa.

Lalu di area jalan Diponegoro juga ada, sisi barat jalan. 

Di daerah Ubung, juga ada sisi barat jalan dekat minimarket. 

Bahkan dekat rumah saya di jalan Nangka juga ada...

Jarak antar Masjid di Kota Denpasar, gak sejauh bayangan banyak orang di luar sana. Semua bisa diakses di jalan besar. 

Di sekitaran rumah ada 2 Masjid yang mengumandangkan Adzan saat subuh. Sisi barat (Lumintang) dan sisi utara. Lengkap dengan pengumuman berita duka...

Keberadaan Masjid di Kota Denpasar biasanya dikelilingi oleh penduduk asli dan pendatang yang memeluk agama Islam. 

Dikatakan penduduk asli, karena memang masa lalu masyarakat Hindu Bali, tidak bisa lepas dari Semeton Selam.

Gak heran kalo saudara ini mahir berbahasa Bali juga.

Kedua soal Makanan.

Makanan yang ramah bagi umat Muslim di Bali itu, menurut pandangan saya, gak hanya yang mencantumkan label stiker Halal di tempat jualan mereka, tapi termasuk juga Warung Jawa, Warung Muslim, Masakan Padang, Nasi Campur, McD, KFC, resto Ikan, dan lainnya...

Di luar list tempat jualan yang ramah bagi Umat Muslim diatas, ada juga tempat makan yang tergolong Haram seperti Warung Nasi Babi Guling, Bakso Babi (ada beberapa), masakan chinese yang menyediakan olahan Babi, Be Genyol, atau warung semeton Timur dengan olahan daging anjing...

Untuk Warung Jawa/Warung Muslim, biasanya menjual menu campur tanpa olahan babi, dijual oleh umat Muslim juga. Keberadaannya bisa ditemukan di sekitaran pasar, tempat kerja, atau permukiman yang sarat umat Muslimnya. 

Kalau ini masih diragukan keHalalannya, ya mau bilang apa...

Untuk Warung Nasi Padang, keberadaannya di Kota Denpasar, cukup banyak ya. Dan rasanya, gak ada menjual menu olahan Babi macam rendang yang sempat viral di IG tempo hari. Kalaupun ada yang menggunakan daging ayam sebagai rendang, ada beberapa. Tapi penjualnya bukan orang Padang.

Untuk warung Nasi Campur, ada beragam nama yang fokus ke menu ayam dan sapi, tanpa menu babi. 

Misalkan Nasi Campur Ayam atau Sari Manis di Renon. Penikmatnya beragam termasuk Umat Hindu. 

Jadi kalo masih yakin umat Hindu Bali gak boleh makan olahan Sapi, Salah besar ya...

Kalo McD dan KFC, ya terserah kalian sih mau mengatakan gak termasuk gerai Non Halal. 

Tapi sepengetahuan saya, gak ada menu Babi sih di gerai ini. Termasuk yang versi KaWe macam AFC, JFC, CBest, MyDea dan lainnya.

Lalu ada Resto olahan Ikan. 

Kalian bisa temui berjejer di sepanjang pantai dengan menu khas ikan bakar, atau area Renon lewat resto Ikan Bakar Renon, Cianjur, Warung Subak, Lembongan, Warung Be Sanur atau yang paling beken Mang Beng. Ada juga beragam menu seafood disini...

Di luar semua itu, masih ada tempat nongkrong Cafe dan kopi yang menjamur di banyak tempat, menyediakan beragam menu kekinian tanpa olahan babi didalamnya. 

Belum lagi warung lalapan, Sari Laut, Soto Ayam Cak Di, Cak Man, Lamongan, dan lainnya... 

Semua ada. Tinggal search...

Tapi kalau kalian masih tetap menganggap susah nyari makanan Halal di Bali, dengan sebegitu banyak gerai makan dan resto yang tersedia, ada baiknya langsung ditanyakan ke saudara umat Muslim yang tinggal di Bali. 

Dengan banyaknya keragaman menu makan atau resto dan juga tempat ibadah yang tersedia di Bali, rasanya ya wajar aja kalo kemudian Bali itu menolak yang namanya Wisata Halal. 

Wong begitu mudahnya ditemukan.

Sekali lagi sebelum lanjut, #sayNOtoWisataHalaldiBali

Akan beda kalau kemudian negara lain macam Jepang, Hong Kong ataupun Thailand kemudian membuat paket ramah bagi wisatawan Muslim, mengingat... -ini dari sudut pandang saya- di luar sana masih banyak wisatawan yang kesulitan mencari tempat ibadah dan makanan halal karena...

terkendala bahasa.

Kebayang gak baca tulisan/bahasa mereka yang gak menggunakan tulisan latin/english ? 

Dijamin kewalahan, meski kini sudah ada AI atau fitur translate di ponsel wisatawan.

Cuma untuk mempermudah, ya dibuatlah semacam panduan bagi umat Muslim... Gitu keknya.

Sementara kalo di Bali, kita masih menggunakan bahasa yang sama, tulisan yang sama. 

dan akan sangat keterlaluan kalo satu warung sudah jelas-jelas memajang kata Babi dalam menu atau spanduk warung, tapi masih tetap ngotot nanyain halal atau enggaknya. Apalagi salah makan.

Aniwe kalau ada diantara kawan saya atau akun yang sepintas lalu sempat baca thread ini lalu ingat ada yang terlewat soal keberadaan Masjid di Bali atau gerai makan yang belum disebutkan, jangan segan ikutan share pengalaman... 

Owh ya. Ada juga Warung Vegan.

dan terlepas dari semua itu, apa yang diShare kali ini sebetulnya berangkat dari geregetannya banyak akun X yang mengatakan soal susahnya nyari tempat ibadah umat Muslim di Bali.

atau sulitnya menemukan makanan Halal di Bali.

Lalu ngotot agar memberlakukan label #WisataHalal

Kemudian membandingkan dengan upaya negara lain seperti Jepang, Hong Kong atau Thailand yang saat ini membuat "produk" tempat/objek wisata yang ramah pada umat Islam. 

Ya gak apa-apa. Itu hak kalian...

Terakhir...

Kalaupun kemudian ada yang masih tetap ngotot bahwa Bali gak ramah saudara umat Muslim pun, silahkan. Tapi post diatas adalah fakta lapangannya.

Dan seandainya mau ngatain "fisik" pun, silahkan. Bio 'tubuh' ada di Profil dan Media. 

Akun Real, bukan anon...

Btw, Kebab di Bali ada banyak. Ini juga salah satu cemilan Halal menurut saya, karena gak ada yang pake menu babi. Macam Kebab Baba Raf*, Kebab Turk*, Kebab Bos Man, atau favorit saya yang di Apotek Anugerah Gatsu. 

Olahan Sapi dan Kambing. Ada juga ayam...

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja