Postingan Tweet 12 Juni 2024, tetap #sayNOtoWisataHalaldiBALI
Sebagai Orang Bali dan Beragama Hindu, yang lahir, besar dan menetap di Bali, serta sudah lama mengurangi frekuensi makan daging babi atau hewan berkaki empat sebagai konsumsi harian, gak langsung merasa bakalan mati nih hanya karena alasan begitu...
Masih banyak gerai makan di Bali yang menyediakan menu tanpa olahan hewan berkaki empat. Kalian bisa cek utas saya sebelumnya.
Ada warung nasi padang dengan ayam karenya, ikan goreng, perkedel, hingga daun ubinya.
Apalagi kalian yang hanya membatasi diri tidak boleh mengkonsumsi satu jenis hewan yang dipandang haram ?
Masih ada olahan Kambing, Sapi, bahkan Kuda dan Mohon Maaf, yang menyediakan daging Anjing kegemaran saudara dari sisi timur pun ada di Bali...
Tinggal jalan ke luar hotel, order taksi atau grab/gojek untuk mengantarkan ke lokasi makanan halal terdekat, atau gofood seperti yang disarankan.
Teknologi itu diciptakan untuk memudahkan orang Gaes. Ada banyak pilihan di luar sana.
Tapi kalo pikiran sudah dibikin ribet dari sejak awal, ya apapun kata orang, mereka tetap salah.
Lalu kami dikatakan Phobia pada umat Islam, tapi buta sejarah bahwa kami di Bali memiliki saudara umat Muslim yang disebut Nyame Selam ?
Cuma bisa tertawa baca ini...
Mohon Maaf ya.
Saya pun memiliki sahabat dari masa sekolahan hingga bekerja dan menikah, menganut kepercayaan yang berbeda termasuk Islam. Bahkan beberapa saudara ada yang berAgama Islam.
Tapi gak ada yang mengeluh selama tinggal di Bali merasa kesulitan mencari resto halal...
Jadi ketika kalian menuntut resto halal yang kemudian berujung pada wisata halal sementara di Bali begitu mudahnya menemukan gerai tanpa olahan daging babi, lalu mengatakan orang bali phobia islam, disitu saya beneran cuma bisa ketawa.
Kalian beneran gak pernah ke Bali pastinya.
Comments
Post a Comment