Saya mengenal sosok PakMan Murdana sejak berpindah tempat tugas dari Bina Marga ke Dinas Cipta Karya, sekitar awal bulan Mei tahun 2013 lalu. Yang kemudian memberikan banyak cerita perjalanan dari rebutan foto bareng macan di Thailand, hingga ke-gep imigrasi di Singapura hanya gegara salah contreng pada lembar pertanyaan yang dijawab sekenanya di dalam pesawat sebelum mendarat. Kadang masih suka bikin ngakak kalau dingat-ingat kembali.
Pas perpindahan tugas dari Seksi Permukiman menjadi Dinas Perkim awal tahun 2017, PakMan bersikeras ngikut dengan saya di Bidang Perumahan bersama sebagian staf lainnya. Disini cerita berlanjut lagi waktu berkesempatan main ke Kota Malang. Dimana kenangan yang ada lumayan bikin mingkel kalo seumpama ditonton lagi video-videonya. Kebetulan saya masih menyimpan banyak foto dan video perjalanan jaman itu sebagai koleksi pribadi.
Lalu pas gonjang-ganjing penetapan Kelas Jabatan, PakMan kembali menegaskan gak mau berpindah bidang, saat kami menawarkannya untuk naik ke Kelas Jabatan 6, yang notabene mengharuskannya pindah ruangan kalau yang bersangkutan setuju.
"Pokone yang tetep ngajak bos gen..." ungkapnya.
Di sela semua cerita yang ada, kami sempat bertaruh soal keberanian PakMan untuk ikut mendonorkan darahnya usai berolahraga di satu jumat tahun 2019 silam. Yang ternyata PakMan bersedia dan diperbolehkan donor masa itu. Ikut bangga juga karena bisa mempengaruhi yang bersangkutan Donor Darah, bahkan kalau tidak salah dengar, sudah sampai ketiga kalinya.
Namun hari ini saya mendapat kabar duka dari kawan di Bidang Perumahan. PakMan Murdana meninggal dunia dan jenasahnya saat ini dititipkan di RS Sanglah. Cukup shock mendengarnya, karena sejak yang bersangkutan mengatakan memiliki luka pada lambung, sementara sisi lain juga mengidap Diabetes, saya hanya sempat menengoknya dua kali secara pribadi ke rumah Kancil, dan RS Bali Med tempo hari.
Perubahan tubuh PakMan dari yang sebelumnya enerjik dan bersemangat, berubah jauh mengurus saat kami candai ia agar mau tertawa seperti dulu. Bahkan ketika saya dihubungi by phone sebulan lalu dan mengatakan gula darahnya bisa berangsur normal, kembali saya mencandainya dengan sapaan -Kak Angku, dan menyemangati agar jangan melupakan asupan makan.
Amor ing Acintya PakMan Murdana.
Sekarang PakMan sudah gak sakit lagi.
Tumben merasa sedih banget mendengar kabar kepergian seorang rekan kerja...
Tainsiat, 9 Juli 2024. Pukul 21.00 wita...
Comments
Post a Comment