Sudah lama pengen banget kesini.
Ke Rumah Tua Kopi di Jalan Suli.
Rumah kenangan yang kini disulap jadi tempat nongkrong bagi generasi muda dengan nuansa rumah tempo doeloe.
Dimana tembok atau dinding sebagian dibiarkan terbuka tanpa cat dan acian, menampakkan tumpukan batu bata tak beraturan. Sementara kusen jendela dibiarkan apa adanya sesuai kondisi asal, dengan model terali kuno.
Yang unik, fasade area depan masih tetap sebagaimana aslinya, hanya menambahkan pintu rolling door di sisi kiri. Seingat saya dulunya ini pintu kayu dengan krepyak yang di bisa didorong melipat.
Tempat ini memang pernah menjadi satu kenangan masa kecil saya dahulu. Tepatnya masa eSDe. Saat Ajik *sebutan bagi almarhum uWak Odantara, masih kerap main ke rumah Tainsiat sambil membawa bekal sebungkus rokok Commodore.
Pernah jadi tempat main sepulang sekolah, dimana saya berjalan kaki kemari dari SD Saraswati 1, sampai-sampai sempat disangka kena penculikan dan nyaris dilaporkan ke polisi karena hingga sore saya tak jua kunjung pulang ke rumah.
Dahulu saat mampir ke rumah ini, kerap bertemu dengan sejumlah siswa Beliau yang sedang kursus belajar Bahasa Jepang. Infonya cukup banyak guide turis Jepang di jaman itu merupakan didikan Ajik.
Suasana rumahnya masih menyisakan sejumlah kenangan bagi saya. Terutama soal fasade area depan yang kini dibiarkan tanpa pagar, terali kuno dan loster sederhana diatas kusen pintu, atau penempatan area dapur yang masih seperti saya kunjungi dahulu.
Aniway, Rumah Tua Kopi ini kalau gak salah kini dikelola oleh seorang senior di kantor Bappeda Badung. Menyajikan menu ringan yang beragam. Dari kopi, milkshake, snack juga dessert khas yang disukai anak-anak muda jaman now. Kami disini memilih menu Cafe Latte tanpa gula, roti bakar untuk si bungsu, dan seloyang kecil pizza.
Harganya cukup terjangkau dengan suasana yang nyaman.
Kalian yang pengen nongkrong santai bareng teman atau pasangan, bisa mampir disini. Lokasinya setelah Alfamart Suli di sisi kiri jalan. Pasti ketemu...
Comments
Post a Comment