Saat memutuskan Apply Asuransi Swasta melalui jasa seorang sepupu yang kebetulan saat itu menjadi Agen Asuransi, salah satu hal yang menarik untuk dicerna oleh otak adalah penawaran soal
-kamu hanya cukup membayar Asuransi hingga 10 Tahun Pertama, setelah itu gak lagi-
atau kalau mau dengar penawaran lainnya yang soal -dana investasinya nanti bisa ditarik sewaktu-waktu, digunakan untuk ke luar negeri pun bisa-
Menarik ya ?
Tapi saat itu dipertanyakan kembali setelah 10 tahun berlalu, maka hanya ZONK yang saya dapatkan.
Boro-boro gak bayar polis setelah 10 tahun, adanya ditagih terus tiap bulan agar polis bisa tetap aktif Gaes...
dan itu SAMA SEKALI GAK DISAMPAIKAN saat tanda tangan polis.
Lalu kenapa kamu gak baca polisnya saat melakukan SIGN tanda tangan di tiap lembar polis ?
Hmmm... atas dasar saya percaya situ, saya tutup mata akan semua hal yang nyatanya gak sesuai penyampaian hari ini.
Terus, Dana Investasinya kapan boleh ditarik ?
-Kapan saja. Asal setelah itu, harus bayar polis lagi, agar .... bla bla bla...-
Kenapa semua itu GAK PERNAH DISAMPAIKAN sebelum saya Apply terdahulu ?
Kan gak ditanyak ?
Kamu nanyeak ? Kamu bertanyea tanyea ?
Jaman itu, yang namanya BPJS belum hadir. Maka Apply Asuransi Swasta merupakan satu keputusan bijak, karena sebagai orang tua dari anak-anak kami kelak, asuransi kesehatan adalah salah satu hal yang wajib dipersiapkan. Mengingat Askes jaman itu infonya gak banyak memberikan pertanggungan kesehatan kepada para pegawainya.
Jadi ketika BPJS Hadir, saya pun mulai memilih rajin membayar bulanan BPJS. Karena sejak awal, SEMUANYA DISAMPAIKAN meski paham bakalan "sakit" adanya.
Meski kerap kena fitnah oleh para agen Asuransi Swasta, tapi pelan tapi pasti, layanan BPJS saya lihat sudah mulai berbenah. Meskipun masih ada beberapa kasus yang bikin mangkel, tapi ketimbang kasus yang pernah dialami rekan-rekan saya pada Asuransi Swasta, rasanya masih lumayan lah untuk dijabani.
Comments
Post a Comment