Sekad dados Prajuru Adat, jadi punya kewajiban untuk rajin hadir di banjar, utamanya pada event-event atau agenda adat tertentu, meninggalkan semua rutinitas di rumah, guna memantau dan pergerakan banjar dalam kesehariannya.
Hal ini tentu gak pernah terbayangkan jauh-jauh hari sebelumnya.Masih teringat saat diminta hadir oleh Prajuru Adat periode sebelumnya di agenda rapat paripurna banjar tahun 2022 lalu, saya memilih 7 nama calon Prajuru Adat anyar yang kelak diharapkan mampu menjembatani suara warga dalam kehidupan sosial masyarakat.
Nyatanya ada 6 dari 7 nama tersebut yang tembus menjadi Prajuru Adat anyar terpilih, untuk periode 2022-2027.
Tapi rupanya saya sendiri ikut terpilih menjadi bagian dari 8 nama yang ditetapkan.
Bekerja dan Ngayah bersama orang-orang yang memang menjadi pilihan sejak awal tentu memberikan warna tersendiri mengingat mereka tergolong senior semua dalam hal adat dan mebanjar, juga hubungan sosial antar warga yang tak kalah baiknya. Mengingat saya sendiri masih tergolong cupu untuk hal-hal seperti ini.
Banyak hal yang terjadi saat semua dijalani. Tawa canda tentu menjadi hal paling banyak dialami mengingat rata-rata memiliki selera humor meski berbeda tingkat. Tak jarang kejahilan itu muncul lantaran hubungan yang ada kerap memunculkan sifat-sifat asli yang selama ini mungkin tak banyak diketahui oleh orang lain. Tapi semoga bisa langgeng sampai akhir masa penugasan nanti.
Sayangnya, sampai hari ini kami belum terpikirkan untuk membuat program kerja pada masa periode penugasan. Padahal sudah berjalan 1.5 dari 5 tahun yang seharusnya.
Kami hanya menjalankan rutinitas tahunan yang harus dijalankan, ditambah usulan-usulan terkait infrastruktur yang menggunakan dana desa. Termasuk melakukan pembaharuan perangkat ataupun perlengkapan kebutuhan banjar yang sekiranya dapat bermanfaat bagi warga kedepannya.
Doakan agar kami bisa menjalankan tugas dengan Baik ya.
Comments
Post a Comment