Menjadi Pejabat Publik itu Gak Enak loh Gaez, seriusan…
Apalagi bagi mereka yang punya mental karyawan, macam saya.
Lebih memilih untuk berusaha mengerjakan dan menyelesaikan perintah dari pimpinan, sendiri, lalu menyerahkan pengambilan keputusan dan kebijakan pada atasan. Selesai urusan.
Namun tidak demikian adanya dengan Pejabat Publik. Baik mereka yang memang menginginkan kedudukan itu, atau mereka yang mendapat mandat untuk duduk di kursi tersebut.
Seriusan, gak ada enak-enaknya.
Well, kalau dilihat dari fasilitas yang didapat, ya bolehkan kalian mengatakan “wah enak betul jadi pejabat”
Mobil Dinas dijamin mulus bahkan keluaran terbaru. Sopir pribadi sudah ada yang menggaji. Belum lagi dana tunjangan diluar gaji. Ditambah Rumah Dinas.
Itupun “kalau ada” ya Gaez.
Kalau tidak ada, ya macam kata Dalang CenkBlonk. “Kenken je care Nyuwun Meri Muani. Len sube uyut, uyak tahi, netaluh sing.” -analogi membawa anak bebek laki di kepala. Sudah ribut, kotorannya belepotan, tidak mendatangkan hasil.
Belum lagi soal “menjaga perilaku, pikiran dan tutur kata.” Karena apa yang akan dilakukan, Publik biasanya hanya akan melihat dan mengingat satu Kesalahan yang dilakukan, lalu melupakan banyak Kebenaran lainnya yang sudah bermanfaat sebelumnya.
Itu sudah biasa…
Untuk itu, bagi kalian yang khususnya mendapat mandat menjadi Pejabat Publik tanpa Fasilitas, ya dijalani saja semampu dan seikhlasnya.
Salah di mata banyak orang itu sudah pasti, mengingat secara kemampuan untuk menyelesaikan masalah pelik diluaran, tidak segampang menyelesaikan masalah dengan pasangan. ?
Comments
Post a Comment