Minggu pertama ngantor yang mencoba menerapkan aturan absensi wajah secara online serta tanpa ada lagi pembagian agenda wfh/wfo, dilakukan secara bersamaan dengan diberlakukannya sekolah offline bagi sebagian besar murid di seputaran Kota Denpasar dan juga Kabupaten Badung. Menjadikan efek kemacetan lalu lintas di sepanjang rute perjalanan kami, tampak lebih mengular dari biasanya.
Tapi ini bukan hari pertama ngantor dengan pola itu sih, karena hari kerja pertama bulan April jatuhnya jumat lalu. Cuma memang waktu itu, rasa-rasanya gak banyak yang peduli karena hari pendek.
Sementara untuk Senin dan Selasa kemarin, para pegawai kantoran khususnya para asn Badung, sepertinya berangkat lebih pagi dan bakalan lebih lama berada di ruangan kantor dari kebiasaan selama pandemi covid kemarin, alias sudah mulai berlaku normal seperti biasanya.
Bagi yang terbiasa santai saat berada di jalanan, pasti merasakan pula perubahan kecepatan kendaraan yang lalu lalang menuju lokasi kerja. Lebih cepat, lebih garang, lebih ngawur. Bahkan yang menggunakan sepeda motor, seringkali nyalip di posisi kiri lalu motong jalur ke posisi kanan. Alasannya kurang lebih sama. Mengejar waktu.
Bisa juga karena sakit perut…
Saya sendiri lebih memilih untuk menikmati perjalanan sebagaimana biasa, hanya saja start waktu untuk memulai rutinitas pagi dimajukan lebih awal. Dengan harapan, jam berangkat ngantorpun bisa dilakukan lebih pagi dari sebelumnya. Mengingat porsi kerja di ruangan untuk saat ini belum sesibuk yang pernah dibayangkan sebelumnya. Dan memang, perubahan lalu lalang kendaraan di sekitar pada jalur keberangkatan pagi, tampak jadi lebih tergesa tanpa mau peduli dengan sekitarnya. Sementara yang berlawanan arah tampak macet panjang dan mengular. Hal mirip berlaku untuk jam pulang. Cuma memang pas baru keluar dari gerbang Puspem Badung, tingkat kesabarannya musti ditingkatkan, karena pada antre beramai-ramai.
Kalian termasuk yang absensi wajah sebelum jam ngantor atau malah lewat-lewat dikit macam saya ?
Comments
Post a Comment