Menjadi orangtua dengan anak remaja yang belum bisa mandiri dilepas berkendara sendiri menuju tempat-tempat yang diinginkan, kadang menjadi sebuah dilema saat orang membutuhkan kehadiran kita di satu tempat lainnya dengan berbagai macam kepentingan.
Dan uniknya ada yang menganggap bahwa hal-hal seperti ini merupakan perkara remeh dan kecil jika dibandingkan dengan prioritas kegiatan yang sedang mereka jalankan.
Masih bisa menyerahkan tugas tersebut pada istri, yang notabene sebenarnya sudah direpotkan dengan berbagai macam tugas rumah tangga lainnya sejak dini hari saat saya masih terlelap. Atau bahkan bisa dicarikan jasa pengantaran bahkan bantuan saudara, yang bisa jadi malah mereka sendiri gak tahu lokasi tujuan yang diinginkan si anak remaja. Ya memang susah.
Maka itu saya memilih untuk menjalani resiko yang telah diambil sejak awal terdahulu, dan menomorduakan kepentingan lainnya yang bisa jadi kelak akan mengangkat derajat saya di mata masyarakat. Cuma bagi saya, Keluarga adalah priotas Pertama saat semua kepentingan mulai berbenturan pada jadwal yang sama.
Mengambil keputusan untuk menikah, memiliki anak, mendidik dan menjaga juga merawat mereka hingga remaja sampai seperti sekarang ini, termasuk harus membagi waktu dan rutinitas dengan pasangan akan segala hal sebab akibat yang ditimbulkan dari pernikahan itu.
Jadi Mohon Maaf ya Gaes, kadang saya gak bisa merapat ke undangan kalian tepat waktu. Bahkan keseringan malah tidak sama sekali. Bukannya sok sibuk, tapi memang begitu resiko menjadi orangtua. Itupun kalau kalian berada dalam situasi yang berbeda, bisa jadi karena memang belum waktunya saja. ‘Maluan ken durinan gen’ kalau kata orang.
Aniway, perjalanan saya hari ini yang dicatatkan oleh aplikasi Google Maps, hanya berada di seputaran Kota Denpasar, tapi bolak balik mengantarjemput anak sekolah dan beraktifitas di hari libur kerja, jujur saja tidak kalah melelahkan my friend. Apalagi belum termasuk dengan aktifitas sebagai pribadi sebagai upaya menjaga kesehatan diri sendiri, berbagi kewajiban mengurus rumah tangga, dan juga menjalankan kewajiban lainnya yang sudah terlanjur melekat.
Kadang yang namanya waktu luang menjadi hal berharga untuk dilewatkan dengan aktifitas tambahan lainnya yang bisa jadi menguras waktu dan pikiran juga tenaga. Sehingga saya merasa lebih baik semuanya dimanfaatkan untuk beristirahat atau mengembalikan hutang kebersamaan dengan anak-anak yang saat ini sudah makin berkurang.
Waktu kita masih panjang.
‘Lemahe nu lantang’ kalau kata Istri.
Meski ada juga yang mengatakan ‘Hidup kita ini pendek, jadi manfaatkanlah untuk hal-hal yang berguna’.
Tapi setidaknya apa yang sudah dilakukan sampai hari ini adalah hal berguna bagi diri sendiri.
#CurhatMalamMinggu
Comments
Post a Comment