Nyaris genap dua tahun Covid-19 hadir di dunia dengan semua histeria derita juga konspirasi dan variannya. Menenggelamkan budaya, adat istiadat dan juga perilaku manusia secara cepat, tanpa ampun. Mengancam jiwa dan kepenatan. Hidup seakan sudah berada di pinggir jurang saja.
Pernah saya memiliki kekhawatiran akan berada dalam sebuah keramaian. Parno akan banyak hal. Termasuk berada dalam satu ruangan dengan banyak orang yang tak dikenal. Sampai tersembul keinginan untuk menyendiri, jauh dari semua aktifitas yang mampu mengancam jiwa dan keselamatan orang-orang tercinta di sekeliling. Apalagi diri memiliki komorbid yang infonya rentan akan penularan virus Corona.
Mengubah Perilaku Mengubah Kebiasaan
Tak dinyana, nyaris semua hal berubah sedemikian cepatnya. Dari keseharian masing-masing pribadi, hingga hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial.
Perilaku easy going sepertinya tak lagi bisa disetujui. Minimal yang namanya masker atau hand sanitizer menjadi dua hal wajib yang harus dipatuhi oleh semua orang, bahkan grade anak-anak sekalipun. Kita seakan menyaksikan gambaran komik luar masa depan yang datangnya begitu cepat. Pun kebiasaan mandi dua kali sehari sudah menjadi basi, berganti menjadi minimal tiga bahkan lima kali sehari bagi paramedis yang setiap harinya berjibaku di tempat kerja.
Begitu pula cara orang bersalaman saat bersua, kini berganti dengan salam kepal demi mengindari pertukaran ‘kuman’ antar telapak tangan.
Comments
Post a Comment