Ada rasa syukur bahwa kami sekeluarga masih diijinkan untuk menikmati perayaan hari suci Galungan tahun ini. Di tengah pandemi Covid-19 yang selama dua tahun terakhir menjadi momok bagi banyak orang, termasuk kami yang tergolong begitu ketat menjaga keluarga kecil ini dengan prokes dan aksi #diRumahSaja.
Meski yang dewasa sudah diVaksin semua, namun dua bocil kami masih belum mendapatkan prioritas hingga hari ini.
Hari suci Galungan, baru saja lewat semalam. Seperti biasanya, rahinan di merajan kawan bisa dilalui dengan baik meski tak banyak saudara yang bisa hadir dan mampir ke rumah. Sedikit lebih ramai mengingat perayaan kali ini diantar dengan memanfaatkan jasa seorang mangku, yang kami hormati di keluarga besar Pande Kota Denpasar. Belum lagi turunnya gambelan gong yang sudah sekian lama tak digunakan lantaran para penabuhnya sudah mulai beranjak remaja dan memiliki kesibukan masing-masing.
Secara pribadi, bisa melewati satu kali lagi hari suci Galungan, merupakan previlege luar biasa, mengingat selain diberi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga kecil dan bapak ibu yang kini sudah mulai menua, saya pun diberi banyak waktu luang untuk berolahraga, dan mulai turun membantu pekerjaan rumah tangga, meski tak seberapa. Minimal bisa meringankan beban yang lain.
Memaknai hari suci Galungan dengan cara sendiri, saya rasa jauh lebih baik ketimbang masih asyik dengan duniawi yang makin lama makin memabukkan, biarpun dibalut dengan rasa persaudaraan melalui judi ataupun minuman keras. Padahal dari segi usia, mungkin sudah saatnya melepas sedikit demi sedikit semua kesenangan, dan mulai kembali pada diri sendiri juga pada-Nya.
Rahajeng hari suci Galungan, dumogi rahayu sinamian.
Comments
Post a Comment