Skip to main content

D'Sukun Renon, nyaman buat maksi dan terjangkau oleh kantong

Hari ini kami sekeluarga ditraktir oleh kakak ipar dan suaminya (kakak saya yang pertama), untuk mengajak kedua orangtua makan bersama di warung D’Sukun. Lokasinya berada di dalam area Desa Wisata Renon, yang infonya menjadi bagian dari BUPDA atau Baga Utsaha Pedruwen Desa Adat Renon.
Dalam rangka ulang tahun Bapak yang ke-79, jatuh di hari kamis lalu 28 Oktober 2021. Namun berhubung di Hari-H kami masih melaksanakan agenda ngayah mebersih di merajan Pande Tainsiat, maka perayaannya diundur ke hari Sabtu siang. Hari ini.

Menurut Mbok Putu Eka, D’Sukun Renon ini tempatnya asik untuk ngajakin ortu makan bersama, dengan menu yang ramah orang tua dan anak-anak Millenial Jaman Now. Kebetulan dikelola oleh teman masa sekolahannya, Mas Marley. Reservasi tempat pun sudah dipesan atas nama saya.

Ternyata benar.
D’Sukun Renon ini berada dalam satu kawasan yang cukup luas, di area yang dikelilingi persawahan. Jadi bagi kalian pemburu view sawah, boleh deh venue satu ini dimasukin dalam list wajib kunjungannya kelak. Posisinya berada di sisi timur pojok selatan.
Parkir kendaraan bisa ditempatkan di sekitaran wantilan atau sisi utara pintu masuk yang tergolong cukup luas. Sementara untuk tempat makannya dibagi menjadi 2 area, dengan tempat duduk atau mau lesehan juga ada.

Sajian menunya dibagi menjadi beberapa kelompok. Makanan pembuka, sajian utama, snack, dan lainnya. Jenisnya pun beragam. Dan memang benar, bahwa apa yang ditawarkan oleh D’Sukun Renon ini beneran ramah bagi para orangtua yang masih betah mengkonsumsi nasi juga hidangan umum atau anak-anak millenial yang identik dengan spaghetty dan sebangsanya.

Saya sendiri memilih Tuna Steak sebagai opsi makan siang kali ini.

Soal Harga, bisa dikatakan masih tergolong terjangkau bagi kantong konsumen masa kini. Apalagi dengan pilihan menu yang beragam. Disamping pengunjung juga bisa menikmati pemandangan yang asri di seputaran venue sembari menunggu hidangan datang ke meja makan.

Infonya sih umur D’Sukun ini baru dijalankan dari 8 bulan yang lalu loh. Jadi wajar banget masih belum bisa ditemukan di pilihan location apps FB.
Yang minat bisa hunting lokasinya di Google Maps ya.

Terima Kasih ya uwak Eka Fitriani dan Bli Tude untuk santap siang kami hari ini. Jangan segan mentraktir kembali di lain waktu.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.