Salah cari lawan, ya resikonya besar.
Apalagi kalo yang mau dilawan itu umat, sudah jelas tujuannya bukan hanya sekedar duit, dapur ataupun bekal amplop. Tapi sudah mengarah ke adu domba dan mengingkari kebhinekaan. Yang seperti ini, sudah seharusnya gak cukup hanya dengan meminta maaf, lalu selesai pasca menandatangan surat pernyataan berMeterai 10.000. Karena jejak digital akan terus dibagikan kepada mereka yang memiliki tujuan sama, dan kelak akan ada versi lanjutannya yang jauh lebih kasar. Mengingat kesalahan awal saja bisa dimaafkan dan selesai berkat meterai 10.000, lalu mengapa tak mencobanya dalam skala yang lebih besar ?
Banyak orang denial menghadapi masalah-masalah soal ketersinggungan sara macam ini. Bahkan ada juga yang sudah jelas-jelas menimbulkan korban kematian, masih juga disangkal ramai-ramai dengan mengatakan mereka adalah orang tak beragama. Secara ajaran yang diyakini oleh sang penyangkal mungkin ya, sepantasnya memang si pemicu dikatakan tak beragama. Jadi sebaiknya bangkainya dibuang saja ke laut atau ditanam tanpa upacara apapun, bukan diselesaikan secara agama. Sungguh naif jika sampai semua pejabat dan petinggi negeri memiliki pemikiran seperti itu.
Bukan tidak mungkin, kedepan akan muncul banyak bibit serupa yang mencoba terus menerus mengadu domba dan merusak negara ini. Lantaran ada yang beranggapan bahwa semua bisa dimaafkan dan selesai hanya dengan modal meterai 10.000 dan ada juga yang memilih jalur tak beragama toh saat dikebumikan tetap diperlakukan sesuai agama yang ia anut selama ini.
Jika sudah begini, ya siap-siap aja kalo negara bubar jalan, lantaran chaos yang tak mampu dibendung.
Menjaga kebhinekaan memang tak semudah cocot mario bros.
Comments
Post a Comment