‘apin sing payu dadi Arsitek, kole taen masi nyemak gae kene…’
Begitu bathin saya saat melihat belasan foto dan gambar meme Anak Arsitektur hasil pencarian dari Google kemarin malam, lantaran ingin menunjukkan pada istri dan juga anak-anak kelak, macam mana tipe saya yang dulu pernah mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa Arsitektur jaman mesin bandul.
‘Biarpun gak jadi (seorang) Arsitek, tapi pernah juga ambil peran macam ini…’
Kurang lebih gitu arti kalimat dalam bahasa Bali diatas, bahasa Ibu yang sudah seharusnya tidak kita lupakan sebagai anak yang lahir di tanah Bali. dan balik ke topik lagi, ya memang gitu potret saya jaman dulu saat masih berstatus mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Udayana angkatan 1995.
Dimana urusan tidur bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Bahkan perilaku ini masih berlangsung sampai sekarang. Tak lupa soal kerja bareng, dimana ada saja satu dua yang tertidur karena lelah dan seakan tak peduli bagaimana gaya dan rupanya saat terlelap.
Termasuk urusan masuk gedung (gambar ke-2) atau main ke satu tempat, yang dilihat biasanya sih bukan objek yang disuguhkan, tapi detail bangunan atau lingkungannya. Minimal nebak letak Toiletnya. Asem tenan. Pemikiran yang masih lekat terpikirkan hingga kini.
Sementara gambar ke-3 itu lebih pada penggambaran maksud dari semua anak Arsitektur yang menggambar lembar Potongan sebuah bangunan dalam bentuk riil. Karena rupanya banyak orang awam yang tak paham maksud dari gambar potongan/section itu macam apa.
Terakhir tentu saja penggambaran lebih detail akan (rata-rata) mahasiswa Arsitekturnya jaman itu. Gak semua loh ya, karena kawan-kawan yang saya ajak gaul, semuanya wangi dan rapi. Kecuali saya tentu saja.
#Arsitektur #mahasiswa #AnakArsitek
Source dari hasil pencarian Google. Kalopun ada yang merasa gambar/foto diatas adalah hasil karya kalian, jangan segan DM untuk saya cantumkan credit karyanya di caption.
Comments
Post a Comment