Mekanika Teknik I adalah mata kuliah yang berhasil mengantarkan saya pada kegagalan pertama sebagai mahasiswa dalam upaya menempuh studi secara mandiri di bangku kuliah. Nilai D terpampang dengan sukses di papan pengumuman Fakultas Teknik Udayana saat kami berdesakan melihatnya pagi itu. Satu hal yang wajar mengingat saya tak mampu memahami satupun perhitungan dan logika berpikir bapak Mayun Nadiasa, dosen pengajar makul Mektek I sejak awal pertemuan. Tentu saja sangat memukul perasaan saya saat itu.
Saya mengenal Bapak Mayun Nadiasa sebagai sosok yang murah senyum. Pun akhirnya mengetahui bahwa Beliau ini mau menjelaskan logika berpikir dan hal-hal yang tidak saya pahami saat memutuskan ikut program Short Semester, mengisi waktu liburan untuk memperbaiki nilai mata kuliah bagi mahasiswa yang mendapatkan poin D. Hal ini tentu banyak membantu usaha kawan saya, Putu Swihendra yang telah berusaha keras memberi bimbingan dari awal kuliah tentang Mekanika Teknik tingkat dasar hingga cara perhitungannya.
Dan hasil memang tak pernah bohong. Nilai A berhasil diraih lantaran dari target pengerjaan soal saat ujian dilakukan, saya tak sengaja melampaui permintaan pak Mayun saat itu. Yang mana Beliau hanya meminta penyelesaian soal sampai titik tertentu, atau sekitar 50% proses pengerjaan, namun saking asyiknya saya menikmati pengetahuan baru, semua soal ujian saya kerjakan sampai akhir. Pak Mayun sampai tertawa pas mengetahui hal ini.
Tiga hari lalu saya membaca status seorang kawan kuliah pasca sarjana, om Nur Udiyana I Made yang mengungkapkan keterkejutannya atas kepergian Bapak Mayun Nadiasa. Beliau adalah salah satu dosen terbaik bagi yang bersangkutan, saat mengenyam bangku perkuliahan di Teknik Sipil Universitas Udayana. Dumogi Amor ing Acintya untuk Pak Mayun Nadiasa, dan diberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Foto Beliau, saya ambil dari akun FB bapak Mayun Nadiasa.
#arsitektur #sipil #mekanikateknik
Comments
Post a Comment