Alarm ponsel berdering karena sudah waktunya. Saya memilih untuk melanjutkan tidur satu jam lebih lama, lantaran si bungsu Ara masih tampak lelap dalam mimpinya. Ia menginap disini semalam. Sementara sang ibu, pindah tidur bersama si sulung, dan si tengah memilih bareng kakek neneknya. Rutinitas yang diatur oleh anak-anak kami saban malam minggu.
Saya memilih mandi pagi ketimbang berolahraga hari ini. Karena Nyepi adalah hari pertama Tahun Baru penanggalan Bali, sehingga berharap besar saya bisa melakukan kewajiban mebanten pagi saat lantunan Puja Tri Sandhya dikumandangkan dengan lantang. Memohon keselamatan untuk semua keluarga dan bumi ini.
Matahari perlahan menampakkan cahayanya menerangi langit dan lingkungan rumah yang tadinya masih gelap gulita lantaran semua lampu di pekarangan dimatikan oleh tim bersih-bersih pagi. Ada rasa syukur saat keinginan ini bisa dijalankan sesuai harapan. Rutinitas pelengkap dimana biasanya dibarengi dengan memanaskan empat kendaraan, tidak saya lakukan mengingat hari ini kami wajib menjalankan Catur Brata Penyepian, dimana hening adalah tujuan yang utama.
Terdengar jelas gemericik air kolam dan suara burung yang ramai hinggap di pohon rambutan, serta tokek di warung depan menyambut pagi dan hari yang cerah ini.
Saya menyeruput kopi yang sudah menjadi hangat dan menikmati cemilan pertama di sela waktu istirahat sejenak pasca mebanten pekideh dan bersembahyang.
Suasana Nyepi begitu terasa.
Jalanan depan rumah tak lagi diramaikan suara lalu lalang kendaraan yang biasanya akan berangkat kerja. Hanya ada para pecalang yang mulai menjalankan tugas, bergantian menjaga lingkungan selama satu hari penuh hingga Senin pagi besok.
Rahajeng Semeng, Selamat Pagi.
Selamat menjalankan Catur Brata Penyepian.
#Nyepi
Comments
Post a Comment