Ada rasa kaget saat menerima pesan whatsapp dari ponakan di rumah soal berita kehilangan, seorang remaja dari banjar pengubengan kerobokan kelod badung yang telah meninggalkan rumah sejak 28 Januari 2021 lalu tanpa jejak. Foto yang terpampang tentu sebuah wajah yang tak asing, karena ia masih keponakan saya juga dari keluarga mindon yang menikah ke kerobokan. Sayangnya, saudara saya itu sudah almarhum sejak lama, meninggalkan suami dan dua anak perempuan yang kini, sulung dinyatakan hilang dalam berita itu. Terhenyak untuk sejenak, dan pikiran masih bisa berada di jalur positif, dengan 2 kemungkinan. Ngambek karena bertengkar dengan sang ayah, karena tanpa kehadiran sosok Ibu, sangat sulit bisa menyambungkan perasaan remaja putri dengan sang ayah. Atau dugaan ke-2, kawin lari.
Sayangnya, per sore tadi saya membaca tweet dari salah satu akun yang mengabarkan informasi yang sama, dan menjadi shock pasca membaca reply-annya. Duh, semoga gak kejadian beneran seperti kekhawatiran mereka.
Jadi sementara nambah 2 dugaan lagi. Pertama soal Human Trafficking yang infonya tempo hari sempat kejadian pula case yang kurang lebihnya sama, perdagangan manusia dengan segala ceritanya. Dugaan ke-2, ia lari menuju tempat lerja sang pacar yang infonya berusaha di kota Malang, masih orang bali juga. Entah dugaan mana yang benar, semua masih menjadi misteri.
Pihak keluarga pun infonya mengetahui keberadaan yang bersangkutan ada di Surabaya, pasca penarikan uang di atm yang terdeteksi berada di kota pahlawan. Namun sampai hari ini belum ada kabar lanjutan.
Cerita diatas lumayan membuat kepikiran seharian ini, karena di tengah pandemi Covid-19 yang makin gak jelas ini, kondisi istri terpantau jadi ketularan saya terkena pilek parah. Sampai hidungnya gak bisa mencium bau apapun. Nah lo… mana malam ini pake acara beli obat paracetamol pula. Bikin kacau pikiran.
Duh semoga saja Sehat dan Selamat semuanya.
Comments
Post a Comment