Pagi ini kabar duka datang dari Yang Batu, diinfokan oleh sepupu sekaligus kakak ipar di whatsapp group Keluarga Ratnadi. Kakak angkat sekaligus saudara sepupu yang bersangkutan di rumah Yang Batu.
Menjadi beban pikiran sejak bangun tidur, lantaran tiap kali datang berita duka di masa pandemi begini, yang terlintas di kepala hanya satu. Cluster baru.
Jadi beban, karena posisi antara jumlah positif dan kematian akibat Covid-19 makin hari makin tampak mengkhawatirkan semua orang. Dimana adanya cluster-cluster baru semacam ini menjadi tonggak awal penyebaran Virus Corona di kalangan intern keluarga. Karena kita tidak bisa menebak kondisi seseorang yang datang menjenguk dan bertamu ke rumah duka. Jadi amat sangat waspada.
Namun demikian, saudara tetaplah saudara. Yang harus ditengok saat berada dalam situasi berduka dan minimal ikut membantu proses upacara yang dilakukan sesuai dengan keputusan keluarga besar nantinya. Gak bisa diabaikan begitu saja.
MbokTut Dera almarhum infonya sempat sakit dan dirawat di RS menurut cerita Prasta, ponakan saya yang datang main ke rumah kemarin lusa. Ia bercerita bahwa uwaknya itu sudah seperti orang yang tak sadarkan diri, berteriak dan meronta hingga kedua kaki dan tangannya harus diikat di pinggir tempat tidur perawatan. Infus ditempatkan pada kaki yang bersangkutan.
MbokTut ini merupakan saudara sepupu dari ipar, suami dari almarhum kakak saya yang perempuan. Usianya MbokTut kalo ndak salah, berada pada rentang usia 50-60an tahun. Bajang lingsir belum menikah.
Ipar dan almarhum kakak dulu diangkat anak oleh orangtua MbokTut ini karena hanya memiliki sentana perempuan saja di natah atau halaman tersebut. Sayangnya, kakak saya tak memiliki umur panjang, sehingga kini, ipar harus bertanggungjawab atas jalannya upacara kematian kakak angkatnya ini.
Mau gak mau memang harus dibantu kan ?
Comments
Post a Comment