Mebanten pekideh ke semua pelinggih yang ada di lingkungan rumah adalah rutinitas pagi yang sudah dilakukan sejak awal kelahiran si bungsu tahun 2015 lalu. Mengingat kealpaan istri yang saat itu harus menunggui si bayi selama perawatan di RS Sanglah.
Sisi positif aktifitas ini saya ambil alih adalah ada aktifitas pagi yang memaksa untuk bergerak secara rutin setiap harinya, naik turun tangga menuntaskan kewajiban tanpa harus terhalang tamu bulanan laiknya para wanita. Alasan paling kuat yang mampu menggantikan tugas ini hanyalah dinas ke luar kota atau sakit.
Sebelum melakoni tugas mebanten, Ngopi itu wajib. Kadang diselingi oleh ngemil bilamana perlu agar yang namanya bunyi perut gak sampai mengganggu konsentrasi saat mebanten.
Cuma untuk urusan Ngopi ini, gak semantap rangOrang Ngopi di luar sana yang sampe bawa grinder sendiri kemana-mana. Ngopi saya cukup yang tipe sachetan seribumaratus saja. Sementara untuk media gelasnya, saya lebih suka menggunakan mug karena permukaan alas yang lebih lebar ketimbang gelas biasa.
Mumpung ada giveaway dari Kotaku Badung tempo hari yang ngasi free mug bagi 10 peserta terbaik meng-endorse mereka di akun sosial medianya masing-masing. Saya sendiri masuk urutan 13 katanya. Jadi ikut diberikan lantaran mereka kasihan.
Kotaku adalah sebuah program Kota Tanpa Kumuh yang dilahirkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, satu dari sejumlah upaya strategis untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia serta mendukung Gerakan 100-0-100, yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.
di Kabupaten Badung sendiri Kotaku kalau ndak salah ingat, masih dikomandani oleh Bu Wayan Parwati aka Wyn Parwati yang kini lebih banyak terfokus pada upaya pencegahan Kumuh dan agenda pembentukan Pokja PKP.
#banten #kopi #ngopi #kotaku KOTAKU Nasional
Comments
Post a Comment