Saya mengenal Queen kalau tidak salah ingat sekitar tahun 80an akhir, saat dimana semua kaset rock classic milik kakak kandung mulai didengarkan satu persatu pada sebuah tape lawas milik orang tua jaman itu.
Untuk telinga seorang anak SD, beberapa karya besar yang dilahirkan oleh para ratu tentu langsung diterima dan terus diputar ulang, berkali-kali.
Dari album The Game, Live Magic hingga the Best of, saya telan mentah-mentah tanpa tahu apa arti dan makna lirik yang ada dalam semua nyanyian legendaris ini. Hanya bisa menirukan, tanpa pernah tahu kata dan kalimat apa yang diucapkan oleh Freddie Mercury.
Rabu 25 November 2020 lalu, disela piket harian secara random saya memilih Bohemian Rhapsody (2018) sebagai sajian hiburan pagi sambil menunggu kedatangan beberapa kawan lainnya.
Sebuah film karya Bryan Singer yang mengangkat cerita awal mula dan kontroversi sang legenda Queen, hingga era positif AIDSnya sang vokalis akibat pergaulan bebas yang ia lakoni sejak awal.
Menyaksikan kembali konser Live Aid yang digelar di stadion Wembley pada tahun 1985 silam versi Rami Malek menyegarkan pikiran yang pernah terkagum-kagum saat menyaksikan live concert mereka pada keping vcd beberapa tahun lalu.
Meski sesungguhnya masih ingin tahu bagaimana perjalanan karir mereka hingga peluncuran album terakhir Innuendo yang menyajikan kurusnya Freddie pada beberapa klip video, tapi lumayan bisa mengobati rasa kangen lantaran sudah lama nggak pernah mendengarkan musik mereka lagi.
Selamat Hari AIDS sedunia.
Freddie Mercury died of AIDS – 24 Nov 1991
Comments
Post a Comment