Skip to main content

Awal kisah gabung LPSE Badung

Jujur, saya juga lupa apa dan bagaimana cerita pastinya kalo pas ditanya
‘lha kok bisa kamu yang berada di luar Bagian Pembangunan diikutsertakan dalam tim persiapan pembentukan LPSE Badung, dan dikirim pelatihan selama 4 hari pada bulan Maret tahun 2010 silam ?’

Satu-satunya catatan yang saya miliki hanyalah postingan blog per tanggal 2-5 Maret 2010 silam yang saya temukan saat mencoba mencari tahu awal cerita mengapa saya bisa dilibatkan dalam tim kecil yang berisikan orang-orang hebat dalam dunia pengadaan. Sementara, saya sendiri secara pengetahuan dan kemampuan bisa dikatakan masih buta soal itu semua.
Mungkin Pak Made Sudarsana dan Pak Agung Rahmadi bisa menjawabnya

Pelatihan atau yang kami kenal dengan istilah ‘Train of Trainer’ atau ToT dilakukan selama 4 hari dari pagi sampai sore, di lantai 7/8 gedung Smesco UKM yang merupakan base awal LKPP, unit yang kelak melahirkan LPSE di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Badung pada tahun 2010 silam. Ini adalah modal awal kami masing-masing dalam menjalankan tugas sebagai personil LPSE Badung.

Saya ditugaskan sebagai Admin Agency pada awal pembentukan LPSE Badung.

Admin Agency secara hirarki berada dibawah Admin Sistem, dan lebih banyak menangani urusan hak akses para pelaku yang terlibat dalam sistem LPSE Badung seperti personil LPSE, Pejabat Pengadaan, PPK dan Auditor. Dari User yang dipakai, juga kemampuan untuk me-Reset password bagi mereka yang lupa, ada pada penugasan ini.

Saya cukup beruntung mendapatkan tugas di posisi ini mengingat secara pengetahuan, belum menguasai seluk beluk pengadaan barang dan jasa sebagaimana penugasan personil LPSE lainnya, dan juga sistem operasional LPSE yang lebih banyak menggunakan bahasa pemrograman.

Saat ULP atau Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Badung dibentuk pada tahun 2012, 8 orang anggota dari tim kecil dipindahtugaskan dari LPSE Badung, meninggalkan saya dan Pak Made Aryawan yang saat itu bertugas sebagai Admin Sistem LPSE. Unit yang menangani LPSE Badung pun dipindahtempatkan dari Bagian Pembangunan ke Bagian Aset Sekretariat Daerah Kabupaten Badung.

Disini saya mendapatkan mandat baru sebagai Sekretaris LPSE Badung yang bertugas mengurusi hal-hal yang lebih luas dari sebelumnya, sekaligus membimbing para personil LPSE yang baru direkrut dan bergabung pada tim kecil. Generasi ke-2 LPSE Badung ini bisa dikatakan memiliki latar belakang pengetahuan yang jauh berbeda dibanding para pendahulu mereka.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,