Pada masa dimana jaringan cdma masih berjaya, Nokia merilis dua seri ponsel dengan kasta tertinggi berselang waktu satu tahun, yang mendukung keberadaan jaringan tersebut. Bisa dikatakan, secara spesifikasi keduanya mampu bersaing cantik dengan sejumlah ponsel gsm lainnya di pasar global.
Nokia 6265i
Ponsel ini menganut desain slider laiknya seri legend milik Nokia 7650, dengan suntikan Java Symbian 40 sebagai sistem operasi utama. Layarnya cukup lebar jika digunakan untuk bermain games maupun menonton video. Beberapa fitur dan dukungan konektivitas yang dibekali sudah tergolong standar baku ponsel menengah jaman itu. Minimal dengan adanya slot memory tambahan, lensa kamera 2 MP, nada dering MP3, juga kemampuan pengunduhan tema, membuat Nokia 6265i pantas disejajarkan dengan sejumlah ponsel GSM Java milik Nokia.
Mengingat image ponsel cdma jaman itu lebih identik dengan ponsel murah berfitur terbatas.
Sementara itu seri penerus dari Nokia 6265i diperkenalkan kepada publik sebagai seri 6275i, dengan bentukan candybar dan dimensi layar yang lebih kecil. Perubahan desain ini memberikan nilai tambah berupa tampilan kerapatan warna yang lebih baik, pula daya tahan batere ponsel yang lebih tangguh dari sebelumnya. Selebihnya nyaris tak ada penambahan spesifikasi ataupun fitur lainnya di antara kedua seri tersebut.
Comments
Post a Comment