Yang saya tahu hanyalah keinginan untuk membantu. Dengan cara yang benar. Dan baik.
Tidak terbayang sebelumnya, jika semua bantuan itu akan berbuah satu saat nanti, meski saya meyakini satu hal dengan adanya karma. Tapi tak pernah menyangka jika ia datang secepat ini.
Rasa haru yang muncul sore tadi, membuat saya makin bersyukur bahwa IA memang ada, dan mendengarkan. Tak pernah berkata. Tapi memberi. Sayapun menangis dihadapan-Nya.
Keharuan ini merupakan buah tiga dan setahun lalu. Dimana saya, tepatnya kami berusaha memberikan pelayanan ikhlas pada masyarakat, tanpa pamrih dalam bentuk apapun. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Saya sendiri tak pernah berharap akan berbalas jasa.
Hari ini Beliau hadir melalui tangan dan hati manusia. Sosok orangtua yang ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang pernah diberikan secara tak sengaja pada perempuan yang ia cintai. Hal sederhana yang kemudian memberi keharuan mendalam pasca semua tugas yang pernah diemban.
Comments
Post a Comment