Layar ponsel menyala menampilkan nama sosok yang saya kenal keras dan tegas, sesaat setibanya di ruangan kerja pasca absen pagi. Suara di seberang terdengar begitu sumringah lantaran ada kiriman lawar ayam di satu pagi yang tak disangka. “Sube telah ik…” (sudah habis ik-panggilan saya dirumah) kata beliau, sambil bertanya dalam rangka apa saya memberinya kiriman pagi. “Dalam rangka hari senin…” jawab saya asal saja sambil nyengir sendiri. Memang suka aja bercanda dengannya akhir-akhir ini. Saya mengenal beliau sejak kecil sebagai orang tua yang galak dan temperamen. Namun di balik itu, ia memiliki keinginan untuk mendidik anak-anaknya menjadi pintar dan handal. Kedekatan saya baru mulai terasa saat masa perkuliahan selesai awal era 2000an. Dimana saat senggang saya kerap berkunjung ke rumahnya, untuk membaca koran, sambil mencari lowongan kerja di halaman iklan. Kalau tidak salah, saat itu ia sedang menjabat pada posisi strategis pekerjaannya. Yang saya sendiri masih buta tentang apa...