Selfie bisa dikatakan sudah masuk dalam kamus saya sejak memiliki perangkat kamera digital awal tahun 2000an. Saat itu ada penCam yang harganya cukup mahal bagi kantong pengangguran macam saya, dengan memory internal yang hanya 8 MB kalau tidak salah. Lensa kameranya sendiri hanya memiliki resolusi CIF alias setengahnya VGA.
Masuk pertengahan tahun 2005, setelah mendapatkan honor dari beberapa kegiatan, saya memutuskan untuk membeli sebuah kamera digital dengan resolusi 3.2 MP dan 3x Optical Zoom. Daya batere AA 2x, jadi aman kalo pas kehabisan daya di sela pemotretan. Tinggal beli di warung.
Ini kamera kenangan, dibeli saat masih muda, masa pacaran sampai punya anak pertama. Pensiun setelah pindah ke kamera Kodak 5 MP.
Foto-foto pernikahan kalo ndak salah ingat, diambilnya pake kamera ini. ? termasuk foto kami berdua yang dipajang di tembok kamar.
Yang ambil gambar langsung Edit dan cetak ukuran besar, buah karyanya om Mahendra Sila, Kepala Sekolahnya SMK Duta Bangsa.
Sayangnya tidak memiliki memory internal, murni mengandalkan memory card tipe sd/mmc 16 MB bawaan.
16 Megabytes. Bukan Gigabytes. ada yang masih menyimpannya ?
Dulu saat digunakan, tandemnya sama PDA T-Mobile MDA II. Lantaran memiliki jenis memory card yang sama, kalo seumpama kehabisan ruang memory, biasanya kartu memory pda langsung dicabut agar gak sampai kehilangan momen. Edit gambar dan pemindahan file juga cepat. Tinggal masukkan kartu memory ke slot pda, lalu kirim menggunakan port InfraRed.
Ini #koleksipribadi #koleksijadul
Rupanya pas bongkar-bongkar kardus pindahan rumah tempo hari, ketemu lagi ni kamera, dan di test, ternyata masih bisa nyala dan berfungsi dengan baik
#hpjadul #classic #cameradigital #pocketcamera #konicaminolta
Comments
Post a Comment