Seperti biasa, ketika petugas PMI menyatakan saya diperbolehkan untuk mendonorkan darah saat kunjungan satu siang tadi, perasaan langsung berubah. Lega bukan main.
Padahal bisa dikatakan, sampai saat buang air kecil sebelum masuk ke instalasi RSD Mangusadha, perasaan dan jantung rasanya gak menentu. Ada rasa khawatir, gak lolos uji baik tensi ataupun Hb. Tapi ya syukurlah.
Donor Darah yang ke-66 kalinya. Saya lakukan disela istirahat siang piket harian masa WFH, senin 20 April 2020. Yang sejatinya, jika melihat pada jadwal rutin, harusnya sih sekitar pertengahan Maret lalu jatuhnya. Tapi karena saat itu stok darah infonya sedang banyak-banyaknya, kedatangan saya pun ditolak oleh petugas PMI.
Sempat pula keinginan itu hadir saat piket harian minggu lalu saya lakoni. Tapi karena kurangnya istirahat, saya ditolak pula oleh petugas PMI. Hati rasanya sudah gundah gulana macam orang patah hati saja.
Donor darah rasanya sudah menjadi satu kewajiban dasar, macam olahraga. Jadi ketika kesempatan itu gagal saya lakoni, rasanya gak nyaman, bahkan menyesal. Itu sebabnya saya pun mulai menjaga asupan makanan dan pola harian sedari minggu lalu. Syukurnya hari ini bisa lolos.
Yang gak sama sekali disangka, ternyata ada satu botol kecil hand sanitizer yang dibekali oleh petugas PMI kali ini. Dalam masa Covid19 rupanya pesan mereka bisa mengena bagi para pendonor darah kali ini.
Comments
Post a Comment