Satu persatu lampu rumah disekitar dimatikan, tanda aktifitas hari ini jelang berakhir. Menyisakan beberapa kewajiban kecil yang tak membutuhkan nyala lampu benderang.
Sejauh mata memandang, lingkungan kami jadi gelap gulita.
Malam Pertama menikmati Nyepi dari Lantai 2
Setahun lalu, kami beristirahat lebih awal, mengingat rumah yang kami tempati berada nyaris di tepi jalan, atau minimal bakalan terlihat dari jalan bilamana menyalakan lampu kecil sekalipun. Tidak demikian halnya dengan hari ini.
Penerangan minimal yang berada pada area tangga ternyata masih mampu memberikan sedikit cahaya di dalam rumah, memungkinkan anak-anak masih bermain sebentar sebelum tidur. Meski tak kami sarankan.
Saya sendiri lebih suka berada di area balkon depan lantai 2 menikmati kesunyian dan gelapnya malam perayaan Nyepi, Tahun Baru Caka 1942. Hanya nampak beberapa titik bintang di atas sana.
Koneksi Internet rupanya masih tetap dapat diakses seharian penuh namun dengan kecepatan yang sudah disesuaikan.
Untuk menampilkan gambar dalam jumlah banyak, membutuhkan kesabaran menunggu. Akan tetapi ada juga satu dua streaming video masih bisa dilakukan. Entah kenapa.
Minimal saat ingin memantau perkembangan Covid-19, konten teks masih bisa dibaca dengan jelas. Termasuk soal meninggalnya Ibunda pak Jokowi, presiden kita.
Waktu baru menunjukkan pukul 8 malam, masih terlalu dini untuk memejamkan mata.
Comments
Post a Comment