Tak ada yang lebih menyenangkan melihat anak-anak kita tumbuh besar, makin riang dan masuk usia sekolah.
Mirah, putri sulung saya, tahun ini naik ke kelas VI. Belum ikutan heboh gegara zonasi 500 meter tempo hari. Ia tumbuh jadi gadis remaja yang jangkung, jauh melampaui teman-teman seusianya. Tulang tangan dan kakinya mirip batang pohon sotong kalau saya komentari, kurus panjang dan tulang saja. Jadi ingat masa-masa saya remaja yang juga kurang lebihnya sama.
Intan, yang tengah, tahun ini ngikut kakaknya naik ke bangku SD. Ia kami sekolahkan di tempat yang sama dengan sulung, sekaligus almamater saya tempo dulu. Sebagai anak yang baru lepas dari sekolahan TK, tampak sekali ia keteteran, karena belum bisa mengubah pola belajar dan bermain. Baru juga masuk hari keempat minggu pertama, ia mengeluh capek belajar. Ha… ni anak perlu diajak refreshing sepertinya.
Ara, bungsu kami yang paling kecil dari sisi perawakan. Maklum, lahir prematur sebulan mendahului, menyebabkan ia tak boleh kami sejajarkan dengan kakak-kakaknya. Yang meski secara fisik masih tampak ringkih, tapi semangat sekolahnya luar biasa. Ia senang sekali tiap diantar sekolah oleh sang kakek, dan selalu minta ditinggal pulang, tidak ditunggui. Bahkan saat hari pertama sekalipun. Sering ngoceh lucu, termasuk saat gempa 6.0 SR kemarin, ia digendong guru pas menuruni tangga. Sementara kawan-kawan lainnya tampak panik dan takut sampai dua hari setelahnya sekalipun.
Sudah secepat itu waktu berlalu. Apalagi di layar ponsel, masih tersimpan wajah-wajah bayi anak, dari proses kelahiran, ulang tahun hingga sakit yang sedemikian panjang. Kini mereka sudah masuk usia sekolahan saja.
Semingguan ini, rutinitas harian pagi kami, jadi tambah ramai. Dari memandikan si bungsu, menyiapkan sarapan mereka, sampai siap berangkat lantaran bus sekolah biasanya nyampe depan pukul 6.30, menambah kesibukan yang tadinya sudah dipadatkan oleh agenda sendiri.
dan ditengah ramainya pagi, kami sempat kelabakan untuk urusan penjemputan anak pulang sekolah. Lantaran yang dulunya sempat memberikan layanan jemput, ditagih sang anak untuk mengantarkan ybs. Bersyukur, Tuhan selalu memberikan jalan keluar saat kami membutuhkan. Baik Intan dan Mirah, ada yang mau handle juga ketimbang diem-diem bae dirumah. Kan lumayan buat nambah pemasukan ?
Comments
Post a Comment