Dunia maya begitu ramai dengan histeria PilPres. Makin menjadi pasca Debat Paslon seri pertama dan kedua selesai tempo hari.
Mengecewakan, kata netijen.
Timeline jadi makin riuh ketika paslon 1 yang saat ini masih menjabat sebagai presiden (belum mau mundur kalo kata pendukung paslon 2), memberikan grasi pada pembunuh wartawan dan menjanjikan kebebasan bagi tersangka yang diduga ada afiliasi dengan tragedi bom bali, meski tuduhannya tidak langsung mengarah kesana.
Belum lagi soal isu reklamasi yang tak jua kunjung dibatalkan. Yang ada malahan ijin lokasi kabarnya diterbitkan oleh kementrian kelautan.
Banyak yang makin kecewa, khususnya kawan-kawan aktivis dan kemudian memutuskan untuk Golput saja. Arus ini datang dari belasan akun media sosial, baik mereka yang tinggal di Bali, maupun luar. Beberapa diantaranya tergolong tokoh senior yang cukup disegani pula.
Bahkan keputusan itu tidak hanya menjadi sebuah langkah bagi dirinya sendiri, tapi sudah melangkah lebih jauh menjadi sebuah ajakan. Infonya sih semua itu tidak bisa dipidanakan berdasarkan hukum.
Bagi saya ini menjadi penting untuk dipersoalkan pada halaman blog seperti postingan kali ini.
Jika saja kita semua tidak peduli kemana arah bangsa ini akan diarahkan kelak, atau memang secara figur tidak ada yang pantas untuk diteladani, saya meyakini bakalan menjadi satu gerbong dengan mereka yang memilih untuk tidak menggunakan suaranya alias Golput.
Akan tetapi begitu paslon yang maju hanya ada 2 pasang saja, mau tidak mau semacam dipaksa untuk memilih mana yang lebih baik dari yang lain.
Menyadari sekali bahwa masing-masing paslon memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Demikian juga dengan siapa siapa saja yang ada di belakang mereka semua. Menyebabkan opsi untuk tidak menggunakan hak pilih, agaknya boleh dibatalkan, sehingga secara pribadi saya yakinkan ya gak bakalan Golput.
Kalian sendiri, bagaimana ?
Comments
Post a Comment