Semingguan lebih… Saya absen dari aktifitas rutin.
Berolahraga saban sore sepulang kerja, atau secara lepas bisa tersenyum pada banyak orang yang ditemui serta menyapa mereka.
Semua absen, disebabkan oleh satu hal yang sederhana.
Cabut Gigi.
Efeknya cukup parah kali ini. Gusi musti bengkak, dan pada area pencabutan gigi, muncul rasa ngilu yang tak tertahankan.
Semua baru mereda pasca penanganan dokter gigi kedua yang mengambil tindakan ‘dry socket’ pasca keluhan ngilu disampaikan Sabtu siang lalu. Menyisakan bengkak yang cukup mengganggu pada gusi dan pipi hingga dagu.
Praktis hari-hari yang saya lalui hanya merebahkan badan dan menikmati peningnya kepala karena kebanyakan tidur, efek samping obat pereda sakit dan antibiotik yang diresepkan pak dokter.
Baru pada minggu kedua, pasca penanganan cabut gigi, semua mulai bisa berangsur membaik.
Setidaknya dari sisi stamina dan mood.
Minimal, sudah bisa nyanyi-nyanyi lagi saat mandi, dangdutan kala senggang, atau melakoni kembali aksi jalan cepat dua hari kemarin.
Ngilu gigi perlahan menghilang meski kadang suka muncul sesekali, sementara bengkak hanya tersisa pada area dagu saja. Jauh lebih baik dari sebelumnya.
Cukup membuat stress level ringan, mengingat dengan absennya olah raga, maka sudah bisa ditebak. Kadar gula darah ya otomatis naik meski asupan makanan tidak banyak yang bisa dikonsumsi.
Hasil pemeriksaan acak 198 mg/dl pun jadi hal yang biasa saya dapati saban pagi. Gula puasa yang bisa dikatakan amat sangat tinggi jika dibiarkan dalam waktu yang lama.
Bersyukur Tuhan tidak berniat mendiamkan hamba-Nya dalam kondisi sakit.
Dan inilah Saya.
Sudah bisa beraktifitas kembali meski kini tak lagi bisa mengunyah kacang ataupun krupuk babi kesukaan…
Comments
Post a Comment