Skip to main content

Pembiayaan Perumahan bagi ASN

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tampaknya paham, jika ASN yang selama ini menjadi ujung tombak dalam upaya penyediaan perumahan bagi MBR atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah belum semuanya mampu dan bisa memiliki Rumah tinggal yang Layak Huni. Apalagi kenaikan harga hunian jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan gaji ASN. Dan sebagian besar ASN saat ini telah mengambil berbagai kredit konsumtif sehingga tidak layak mendapatkan pinjaman (lagi) dari bank lainnya. Sehingga tidak heran bila penerima manfaat program KPR berSubsidi tahun 2010-2017 lebih banyak diterima oleh swasta atau masyarakat umum, sementara ASN sendiri hanya mengambil porsi 13% diantaranya.

Dalam Laporan Tahunan Bapertarum PNS tahun 2017, terpantau prosentase terbesar ASN yang belum memiliki rumah berasal dari golongan usia 31-40 tahun lalu 41-50 tahun yang makin bertambah dalam kurun tahun 2015-2017. Sayangnya Pemerintah Daerah hingga saat ini belum memiliki data akurat atas kebutuhan data ASN berdasarkan urutan prioritas dan kriteria pemberian bantuan pembiayaan perumahan.

Pada era pemerintahan Presiden Jokowi, agenda pembiayaan perumahan bagi MBR pun ASN dilaksanakan melalui kegiatan Dekonsentrasi Tahun 2018 mengacu pada Keputusan Menteri PUPR Nomor 551/KPTS/M/2018 yang menetapkan agenda pembinaan pendanaan dan sistem pembiayaan perumahan bagi MBR pun ASN melalui program kegiatan BP2BT dan PSMP. BP2BT atau Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan sendiri sudah diturunkan dalam halaman blog ini dalam 3 bentuk postingan, sementara PSMP atau Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan akan diturunkan dalam postingan selanjutnya sesegera mungkin.

Sesuai dengan Anggaran dan Kegiatan Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan Tahun 2018, telah ditetapkan Pilot Project pelaksanaan program kegiatan Pembiayaan Perumahan bagi ASN di 34 Provinsi seluruh Indonesia, dimana pembagian untuk PSMP sebanyak 13 Provinsi, BP2BT sebanyak 16 Provinsi (termasuk Provinsi Bali) dan gabungan keduanya di 5 Provinsi lainnya. Dalam perjalanan pelaksanaan Pendataan Perumahan bagi ASN, telah diupayakan aplikasi RUMI atau Rumah Indonesia yang dapat diakses pengisiannya melalui aplikasi berbasis Android. Berkaitan dengan hadirnya Aplikasi RUMI dimaksud, akan dicoba pula ulasan dalam bentuk postingan di halaman blog ini lebih lanjut.

Selanjutnya sedang diupayakan Bisnis Gathering dalam rangka mempertemukan semua stakeholder pembiayaan perumahan bagi ASN antara lain, Badan Kepegawaian Daerah selaku pemilik data, Pengembang Perumahan untuk bentuk rumah tapak atau rumah susun, bank atau lembaga jasa keuangan, pula instansi terkait yang bersentuhan dengan penataan ruang, perijinan dan lainnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.