Skip to main content

PNS Badung Tewas Kecelakaan Kejar Absensi Wajah, Mengkhawatirkan ?

Hanya bisa terdiam saat membaca kolom berita NusaBali halaman pertama edisi Sabtu 6 Oktober 2018 lalu yang menurunkan kejadian Pasutri PNS Kecelakaan Maut, Suami Tewas, Istri Terluka ; Diduga Kejar Waktu untuk Absensi Wajah yang diberlakukan Pemkab Badung.

Sekedar informasi awal bahwa aturan terkait Absensi Wajah bagi para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, kalau tidak salah ingat mulai diberlakukan pada tanggal 1 Oktober 2018 lalu, menutupi kekurangakuratan Absensi Sidik Jari yang telah diterapkan sebelumnya.
Hal ini dilakukan lantaran ada informasi menyimpang yang menyampaikan bahwa meskipun absensi sidik jari sudah dilaksanakan, namun kecurangan tetap saja terjadi.
Tapi apa benar dengan diberlakukannya Absensi Wajah kali ini bisa memecahkan masalah diatas ?

Secara masalah kecurangan saat diberlakukannya ansensi sidik jari, yang bisa main titip pake jari yang lain, mungkin iya. Tapi jika dilihat dari masalah kinerja perorangan, menurut saya pribadi sih belum mampu. Kenapa bisa begitu ?

Kasus penyimpangan absensi ini sebenarnya muncul bagi orang per orang yang secara pencatatan mesin tergolong rajin bahkan tepat waktu. Tapi apakah itu semua bisa menjamin kinerja seseorang juga meningkat atau bagus seharian itu ? Belum tentu.
Bisa saja usai ybs melakukan absen pada pagi hari, lalu pulang balik atau mengerjakan aktifitas lain diluar pekerjaan dan kembali melakukan absensi di sore hari, bisa saja kan ya ?
Itu sebabnya ada beberapa kasus lain dimana pegawai yang secara kinerjanya bagus bagi dinas dimana yang bersangkutan bernaung, namun harus mengakui kekalahan dalam persoalan prosentase kehadiran berdasarkan absensi. Dengan mereka yang jarang banged ambil kerjaan, tapi soal absensi ? Full. Maka itu jangan heran.

Sementara secara saya pribadi sih, gak terlalu ambil pusing soal absensi ini. Mau diberlakukan absensi apapun bentuknya, toh prosentase kehadiran yang tercatat ya segitu-gitu aja perasaan. Gak full 100% gegara pagi pernah telat absen lewat dari pukul 7.30 atau sesekali pulang mendahului akibat gawe adat. Ya sudah dimaklumi sejak awal. Maka itu gak ada istilah kejar absen saat pagi berangkat ngantor ataupun sore.
Toh secara pekerjaan, saya merasa apa yang dilakukan bisa selesai dengan baik. Kalaupun ada yang kurang, ya pasti segera diperbaiki. Gak sampe bengong-bengong atau malah main kemana ambil kerjaan sampingan saat Jam Kerja.
Yang penting diingat ya konsekuensinya. Pemotongan penghasilan sesuai prosentase kehadiran. Tapi kalo memang sudah rejeki, ada aja datangnya entah dari mana. Sudah ada yang DiAtas juga ikut mengatur kok.

Balik ke topik awal, ya ini masukan saja buat pegawai yang lain. Bahwa ada benarnya juga nasehat pak polisi selama ini. Lebih baik terlambat lima menit ketimbang… ya gitu deh.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.