Menggunakan akun Sosial Media pada masa-masa transisi PilPres macam Jaman Now sudah sewajarnya kita sebagai bagian dari Netijen yang punya kuasa paling powerful, mulai berbenah dan mengurangi intensitas keseriusan kita dalam menanggapi semua informasi yang bersliweran di linimasa. Bahkan ada juga beberapa kawan yang memutuskan hubungan mesra mereka dengan beberapa akun sosial media agar tetap bisa berpikir dengan waras. Tidak salah memang.
Salah satu Etika Penting yang belakangan makin disadari oleh banyak pihak dalam kaitan penggunaan Sosial Media ini adalah ‘Jangan Asal Klik (tombol) Share’. Tepatnya, pikirkan dahulu apakah dengan membagi tautan atau informasi yang didapat pada akun teman atau keluarga bakalan bisa berguna bagi mereka atau tidak ?
Demikian halnya dengan Emosi dalam memberikan tanggapan atau komentar, sehingga cenderung mengundang orang untuk membalasnya dengan istilah ‘Asal Bacot’.
Terlepas dari benar tidaknya atau baik buruknya keputusan Share atau Emosi menanggapi, kadangkala dalam waktu yang sedemikian sempit sangat jarang bisa berpikir ‘eh ini serius ? Bukan satire kan ?’
Maka ketika kalian salah langkah dalam menanggapi, cenderung mengedepankan ego dan emosi, apa yang terjadi hari ini di linimasa akun Twitter bisa jadi contoh.
Adalah akun @bngpy Menteri Keunangan yang sebetulnya sudah lama saya follow, menaikkan informasi soal ‘Harga BBM di Timika Papua ternyata Rp.200.000, sedangkan di Palopo Sulsel harganya Rp.20.000.’ Lalu ada tambahan satu kalimat lagi ‘Lho katanya harga BBM sudah sama?’
Kalian yang membaca Informasi macam ini bakalan berbuat apa coba ?
Yang Pro Prabowo sudah hampir dapat dipastikan, bakalan jauh lebih mudah menekan tombol ‘Share’ disertai narasi tambahan ‘na ini…’ ‘rejim Jokowi Pembohong, Pencitraan saja bisanya…’
Sementara kalian yang Pro Jokowi, langsung Emosi dalam menanggapi.
Padahal kalau saja mau dicermati dulu dengan tenang, kalian bakalan menemukan sesuatu yang indah disitu. Hehehe…
Harga BBM di Timika Papua bisa Rp.200.000 karena yang dibeli sebanyak 25 L dan harga per liter Pertalite adalah 8.000. Jadi wajar kalo Totalnya Rp.200.000.
Begitu juga di Palopo Sulsel, yang dibeli adalah 2,5 liter sehingga totalnya memang wajar Rp.20.000.
Tidak ada yang salah dalam penulisan akun @bngpy bukan ?
Tidak ada menyebutkan Harga per Liter. Hehehe…
Maka ramailah linimasa Twitter sejak informasi satire diatas diluncurkan pada jam 11 siang tadi.
Cukup banyak yang terjebak dalam pemahaman konten. Cukup banyak pula yang memaki setelah menyadari maksud dari Menteri Keunangan satu ini.
Karena bagi mereka para follower yang paham, siapa sebenarnya agen penting dirjen pajak kenamaan ini, hanyalah seorang pengguna akun Twitter yang penuh dinamika, tidak akan mudah dalam membagi tautan, Share info yang bersangkutan, apalagi menanggapinya dengan penuh emosi.
Palingan yang kerap didapat itu ya ‘Jancuuuk’ atau ‘uwasuuu’. Hehehe…
Comments
Post a Comment