Entah karena saya yang kuper, atau malah sudah aware duluan dengan mengUnfollow beberapa kawan di akun sosmed, gaung PilGub Provinsi Bali rasanya kurang greget. Timbul tenggelam dengan isu-isu yang tak jauh dari perhelatan pilkada lainnya.
Korupsi, penyelewengan, prestasi yang dicapai hingga khususnya di Bali, dukungan atas perjuangan aksi Tolak Reklamasi. Sayangnya tak satupun yang mampu memunculkan dukungan sedahsyat Jokowi-Ahok pada PilGub DKI Jakarta lima tahun lalu.
Yeah, kemungkinan besar itu juga penyebab utamanya. Gegara seorang Ahok yang cina kafir itu jua menyebabkan standar baku seorang calon kepala daerah sudah terpatri sejak awal. Nyaris tidak ada yang memiliki kemampuan segarang dan setajam pimikiran Beliau, terlepas dari tuduhan Penista Agama yang dialamatkan setahun terakhir.
dan di Bali khususnya, semua calon juga calon yang tak jadi maju ke kancah kontestasi, hanya bisa mencatut dan mengekor nama Beliau. Tidak ada hal baru yang bisa dilakukan sejauh ini.
Baik untuk Calon yang sebelumnya sudah pernah menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Denpasar untuk lingkup wilayah yang Beliau pimpin selama ini, maupun calon yang dulunya terpilih menjadi Anggota DPR RI pusat.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, termasuk urusan hukum dan lainnya.
Hari pencoblosan sudah tinggal menghitung hari saja. Calon yang bertarung pun sudah melewati debat yang (sorry to say) kurang menarik untuk dinikmati.
Saya sendiri sebagai seorang ASN dilarang memberikan dukungan secara nyata pada salah satu calon termasuk urusan Like maupun foto bersama lalu diUpload ke Sosial Media. Jadi jangan tanyakan pilihan saya disini ya.
Nah, kamu sendiri, yang bukan ASN, mau pilih siapa ?
Comments
Post a Comment