Belum usai duka menyelimuti timeline akun sosial media dan juga belasan karangan bunga bela sungkawa di sejumlah jalanan, utamanya depan pos dan kantor polisi, hari minggu pagi tadi keriuhan kembali terjadi. Tiga bom bunuh diri menyasar Gereja di kota besar Surabaya, dan seakan belum cukup, menyusul Dua bom lainnya dalam waktu yang berdekatan.
Semua orang seakan tersadarkan dari tidur panjang.
Teror dari kelompok yang sama. Setidaknya itu yang diyakini banyak orang. Kelihatannya tujuan yang diinginkan hanya satu. Membuat negeri ini chaos, lengkap dengan semua efek sampingnya.
Menumbangkan rupiah, atau bahkan mengganti Presiden yang saat ini masih bersusah payah membangun bangsa. Dan mereka tak pernah lelah memporakporandakannya.
‘Nggak usah berkelit bilang yang ngebom gak punya agama. We know exactly what are their religion’ ungkap akun @nuruliu pada timeline Twitter tengah hari tadi.
Saya setuju kali ini…
‘…mau sampai kapan kita akan membiarkan Islam dirusak oleh teroris2 keji ini?
Kalian gak marah kalo nama Islam akhirnya lekat dengan teroris?
Jangan salahin yang nuduh Islam itu teroris, salahkan teroris yang pake ajaran kita sembarangan’
Damn… tweet akun @SoundOfYogi ini juga benar adanya.
Satu benang merah yang seringkali terungkap saat aparat menangkapi orang per orang yang diduga terlibat atau bahkan mengaku sebagai pelaku adalah mereka jarang berinteraksi dengan tetangganya. Menutup diri dari pergaulan dan agenda sosial setempat. Kalian yang selama ini menaruh curiga pada orang ataupun kelompok teror semacam ini, sudah saatnya menyapa mereka. Mengetahui lebih jauh aktifitasnya di lingkungan kalian. Bila perlu ajak aparat terbawah untuk ikut serta. Jangan abai pada lingkungan.
Info terakhir, 13 orang dinyatakan tewas atas tragedi hari ini. Termasuk Bayu, relawan gereja yang memiliki istri dan anak yang masih bayi. Juga bocah sd 11 tahun.
Turut berduka untuk semeton kristiani di kota Surabaya.
Sudah saatnya pemerintah mampu menindak tegas para pelaku kelompok teror, pun para pembelanya termasuk parpol yang melindunginya.
Mereka bukanlah masyarakat Indonesia yang masih memiliki hak untuk diberikan HAM.
Comments
Post a Comment