Salah satu pertimbangan khusus yang diambil oleh PHDI dibalik rencana dan usulan pemutusan jaringan Internet kepada Kominfo dan sejumlah operator jaringan telekomunikasi di Bali pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi tahun ini adalah untuk mencegah polemik yang ditimbulkan di dunia maya, dari orang per orang yang tidak puas dengan pemberlakuan Catur Brata Penyepian sebagai budaya seluruh Umat Hindu di Bali. Ketidakpuasan mereka biasanya diunggah melalui status akun media sosial FaceBook yang memang belakangan makin lumrah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan anak ABeGeh tingkat eSDe sekalipun, yang secara nalar bisa jadi belum paham, mana yang pantas diumbar secara luas, mana yang hanya untuk konsumsi pribadi. Meski yang namanya pembatasan umur minimal 13 tahun sudah ditetapkan oleh pihak FaceBook. Tetap saja bisa ditembus dengan mudah.
Bagi sebagian besar pengguna Internet di Bali tentu saja hal ini menimbulkan pro dan kontra. Ada yang setuju, ada juga yang sebaliknya. Namun ada juga yang memilih selow, macam saya. Just kidding.
Mereka yang Tidak Setuju hadir dari kalangan pengguna Internet tingkat mahir, yang bertanggungjawab pada keluhan Customer dan Client untuk Jasa terkait Data ataupun lainnya yang disampaikan secara online, atau mereka yang khawatir akan penyampaian informasi Bencana utamanya Gunung Agung bakalan tersendat, pula hadir dari kalangan freak pemain games Mobile Legend. Apa kata Dunia jika tak bisa War seharian nanti ?
Sementara kalangan yang Setuju dengan pemberlakuan kebijakan diatas, bahkan yang memilih Selow dan abai, hadir dari kalangan yang bisa jadi tidak memerlukan jaringan Internet secara permanen, hanya digunakan untuk berSosial Media dan aktifitas ringan lainnya, atau yang sudah menyadari tantangan yang bakalan timbul setiap Hari Raya Nyepi dilaksanakan. Seperti saya. Hohoho…
Kenapa bisa Selow saja menanggapi pemberlakuan agenda pemutusan Internet ini, ya toh hanya sehari saja. Bukan seminggu, bahkan sebulan penuh.
Hanya 24 Jam, terhitung dari pukul 06.00 pagi hari saat Hari Raya Nyepi hingga pukul 06.00 hari minggu esok harinya. Itupun dikurangi sekian jam waktu tidur malam dan siang kalo ada.
Mengurangi keuntungan atau menimbulkan Kerugian ? Hanya sehari juga.
Pro dan Kontra terkait rencana Pemutusan Internet rupanya tidak hanya terungkap di kalangan Netizen yang berdomisili di Bali. Di luaran juga ada. Oleh mereka yang bukan Umat Hindu pun juga ada.
Bisa begitu lantaran bisa jadi mereka belum pernah mengetahui kasus per kasus penghinaan Nyepi yang terjadi saban Hari Raya Suci ini dilaksanakan. Kalian yang penasaran bisa mencarinya di halaman blog saya ini, dengan menggunakan kata kunci terkait tadi. Ada banyak kejadian dalam waktu yang berbeda.
Persoalan rencana Pemutusan Internet bagi kalangan Umat Hindu yang terbiasa menjalankan Tapa Brata Penyepian, saya yakin bukanlah satu masalah besar.
Karena kalaupun mau mengambil langkah yang lebih ekstrem lagi, bagi kalian yang memiliki kondisi kesehatan tanpa sakit yang berbahaya macam Diabetes, saya jaminkan tidak akan mati hanya karena tidak mengkonsumsi apapun selama 24 bahkan 36 jam kedepan. Jadi seandainya kalian hidup sendirian tanpa teman di kosan, nggak usah ikutan antre di supermarket, membeli jatah makan sebulan hanya karena merasa bakalan dikurung dalam rumah selama Nyepi.
Yang notabene dalam ajaran Hindu, aktifitas ini memang dianjurkan untuk menahan hawa nafsu selama melaksanakan Catur Brata Penyepian, dan yang paling gampang dilakukan adalah menahan lapar.
Lantas Nikmat apa lagi yang kau jadikan alasan untuk tidak menikmati Nyepi di Bali ?
Comments
Post a Comment