Antusiasme masyarakat tampak begitu terasa akan pencapaian STT Yowana Saka Bhuwana melalui tangan dingin seniman Kedux melahirkan ogoh ogoh Ratu Sumedang yang diarak hingga ke jantung kota Denpasar pada pengerupukan semalam. Menciptakan keramaian lalu lintas yang tidak biasa pada persimpangan jalan Banjar Tainsiat dari tengah malam sebelumnya hingga dini hari tadi.
Hiruk pikuk dentum sound system di depan rumah, saat puluhan orang mengarak barisan raksasa di gelapnya malam, masih terasa meski alarm ponsel berdering nyaring mengingatkan waktu untuk mulai beraktifitas pagi di Hari Raya Nyepi.
Jadi agak berbeda lantaran hari ini bertepatan pula dengan Hari Raya Saraswati, dimana kami umat Hindu diharapkan dapat menyelesaikan proses persembahyangan sebelum pukul 6 menjelang nanti.
Dunia maya masih riuh dengan pro kontra diblokirnya internet pada Nyepi tahun ini. Termasuk kawan sendiri, sesama masyarakat Bali. Hanya karena merasa tidak ada aktifitas yang bisa dilakukan tanpa paket data. Sementara itu mereka lupa bahwa bisa jadi ada keluarga atau anak sendiri yang bisa diajak ngobrol banyak hal untuk melewatkan waktu dengan cepat.
Padahal masih banyak aktifitas lain yang bisa dilakukan tanpa semua itu.
Selow saja.
Menyambut Pagi di Hari Raya Nyepi.
Mengembalikan semuanya pada alam, berserah diri hanya sehari ini saja. Agar bisa memberikan manfaat yang lebih baik di kemudian hari.
Comments
Post a Comment