Bersanding dengan perangkat ponsel jaman now dan juga tabletpc berukuran besar, menjadikan ponsel klasik yang pernah berpengaruh di tahun 2000an awal ini, tampak culun dan ringkas. Padahal saat saya pegang dahulu, seri ini adalah yang paling keren sepanjang jaman.
Nokia 7650
Maksud hati sebenarnya hanya ingin bernostalgia. Bisa memiliki bahkan mungkin satu saat nanti ketika bisa membangun ruang yang bisa memajang bentukannya kelak. Di sudut atau bahkan area dimana belasan mata bisa memandangnya.
Di awal kehadiran, saya masih ingat sempat memegangnya cukup lama, mengagumi bahkan menimbulkan ketertarikan akan fitur sebuah ponsel. Hanya sayang, isu tak menarik yang muncul ke permukaan adalah persoalan daya tahannya yang tak sampai sehari. Jauh berbeda dengan ponsel kebanyakan saat itu yang bisa dicharge setiap 3-4 hari sekali. Bisa jadi lantaran fitur internetnya yang sudah bisa mengirimkan mms, bisa juga ke persoalan hardware.
Andaikan saja saat itu sudah mengenal Blog, saya yakin ponsel ini bakalan dioprek habis.
Selang 3-4 tahun, ponsel ini baru benar-benar bisa kepegang. Kalo ndak salah, ponsel ini berjasa besar mendukung pekerjaan saya jaman itu. Jaman dimana Puspem Badung masih berupa hamparan sawah hijau yang siap diratakan dengan tanah. Pandangan dan harapan banyak orang berhasil direkam melalui lensa kamera resolusi VGA, yang ada di bodi belakang, dan tak terlihat saat slide bodi ditutup.
Banyak hal yang saya pelajari dari Nokia 7650.
Dari upaya menghemat memory internal yang hanya 3 MB tanpa ada slot tambahan, mengkonversi nada dering dari file mp3, juga menyimpan puluhan foto pacar dengan pixel rendah.
Termasuk melakukan copy paste pemindahan hasil jepretan dan rekaman video melalui perangkat infrared head to head dengan bentukan yang mirip mouse jadul.
Laiknya belasan ponsel yang pernah saya miliki, Nokia 7650 ini dengan segera berpindah tangan ke outlet penjualan ponsel depan rumah. Berganti ke PDA Phone, T Mobile MDA yang saat kehabisan daya hingga ke titik Nol, bakalan menghapus semua data di memory internal termasuk phonebook dan lainnya. Hahaha… apes tenan.
Tapi beruntung, saya menemukannya kembali di satu gerai Tokopedia dalam kondisi mati. Dengan harga yang… yah, setara rubber case tabletpc murah jaman now lah. Bisa dimaklumi lantaran kondisinya tadi. Mati total dengan baret dimana-mana. Meski luaran fisiknya masih bagus dan utuh.
Jadi pengen berburu ponsel klasik lainnya lagi…
Comments
Post a Comment