Skip to main content

Kunjungan Singkat ke Balik Jeruji

Ada rasa haru ketika melihat sosok yang dahulu kerap berdiskusi saban pagi berjalan dari pintu besi yang mengurung sebulan ini, hingga menyunggingkan senyumnya saat melihatku di seberang jeruji.
Sosok itu Kepala Bidang kami, yang ditahan Kejaksaan Senin malam 2 Oktober lalu, atas kasus yang membelitnya dua tahun silam.

Beliau tampak sehat, dan masih bersemangat seperti dulu. Ini kali kedua saya bertatap muka mengunjunginya di LP Kerobokan. Banyak hal yang ingin saya sampaikan.

Tak pernah terbayangkan sebenarnya, apabila satu saat nanti bisa jadi ketiban sial dan mengalami hal yang sama dengan PakYan. ‘Yang penting kamu yakin, tidak ada uang negara yang diambil. Jika memang hanya kesalahan sebatas administrasi ya kenapa musti takut ?’ Ungkapnya disela pertemuan kami selasa siang kemarin.
Selain itu nasehatnya masih sama dengan sebelumnya. Nasehat yang sama sebagaimana mantan pimpinan yang resign dari pekerjaan sebagai PNS Oktober lalu.
Bahwa perbanyak waktu bersama keluarga, karena kita tidak mengetahui kapan dipisah dengan mereka. Sedang pekerjaan, ambil sesuai porsi kemampuan, jangan memaksakan diri apalagi atas tekanan pimpinan.
Beuh… saya jadi makin sedih mendengarnya.

Emosi kali ini masih bisa saya tahan. Padahal sejak awal pertemuan sempat drop juga. Tapi malu kalo sampai di kunjungan kedua ini saya masih menggalau. Hingga obrolan mulai terasa santai dan mengalir.

Saya hanya ingin menyampaikan progres kerja kami hari ini.
Bahwa kegiatan Bedah Rumah yang tempo hari banyak menyita waktu, kini sudah mulai dimudahkan olehNya. Proses Pencairan secara bertahap dilakukan, meski masih banyak bolongnya namun tujuh puluh lima persen beban sudah bisa dilewati. Tinggal pengawasan dan pertanggungjawabannya saja.
Selain itu pula, saya ingin menyampaikan progres jalan lingkungan, yang tampaknya sudah mulai bermasalah saat Beliau tinggalkan. Cukup pelik persoalan yang ada, tapi musti optimis harus bisa diselesaikan.

Saya sendiri gak banyak membawa buah tangan. Secara kondisi kesehatan sebenarnya ya ndak jauh beda dengan yang saya alami.

Tapi senang bisa mengunjungi Beliau, sendirian.
Ada banyak cerita yang bisa dituliskan dalam blog ini kelak. Hanya soal mau dan sempatnya saja.

Lain kali pasti saya sambung lagi.
Semoga kesehatan Beliau selalu dijaga olehNya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.