Skip to main content

Yamaha XMax 250, akhirnya datang juga

Cukup lama menanti kehadirannya.
Kalau ndak salah sih saat NMax mulai digulirkan terdahulu, dan dua sepupu saya yang sekandung, memutuskan membeli 2 unit dengan warna hitam dan putih, dari hasil penjualan Suzuki Thunder mereka sebelumnya. Sengaja dinanti karena secara kapasitas mesin, infonya lebih besar dari Yamaha Scorpio yang saya miliki tempo hari. Ya, 250cc.

Menjatuhkan pilihan pada kendaraan bermotor berjenis matic sebetulnya ya ndak sengaja. Hanya gara-gara kesulitan mengajak anak-anak serta saat berkendara, cukup membuat mangkel karena pada akhirnya ya harus dilakoni sendirian. Terhalang tangki dan dudukan yang tinggi.

Hanya saja saya belum menemukan pilihan sebelumnya, untuk pertimbangan besaran kapasitas mesin dan kenyamanan berkendara untuk tubuh saya yang kelewatan ini.

Awalnya berharap banyak dengan Yamaha TMax yang sepertinya memenuhi semua kriteria diatas, namun musti dipendam dalam-dalam setelah mengetahui harga jualnya setara Avanza.
Baru mulai optimis kembali ketika diinfo sales Yamaha bahwa dalam 1-2 tahun kedepan bakalan rilis seri pertengahan antara NMax dengan TMax.
Ya XMax ini jawabannya.

Saat Launching terdahulu, saya rupanya melewatkan semua proses yang ada. Baik mencoba test drive secara langsung bahkan hanya sekedar melihatnya saja. Namun begitu, saya tetap memantau semua lewat dunia maya.
Kesempatan hadir saat gelombang kedua pemesanan online digulirkan. Berkat bantuan kenalan spg di Yamaha, saya mendapat kesempatan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Hanya 1-2 bulan menunggu, XMax 250 yang menjadi impian selama ini akhirnya datang juga ke halaman rumah hari Jumat sore kemarin.

Cost yang dihabiskan ya lumayan juga jika dibandingkan dengan pembelian motor sebelumnya.
Sempat ragu ketika mengetahui angka penjualan berada diatas angka 50 Juta. Setara Kawasaki Ninja 250 atau Honda CBR 250 yang digadang-gadangi sejumlah rekan kerja dan sesama blogger.
Namun balik pada kriteria diatas, saya putuskan menjatuhkan pilihan pada XMax 250 ini.

Mau tahu seperti apa kesan pertamanya ?
Ikuti terus halaman ini.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.