Skip to main content

Ngumpul lagi, Heboh lagi

Anget anget Tai Ayam.
Biasanya kalo pas lagi anget, ya ramai topik dan bahan pembicaraannya.
Begitu dah lama, sepi dan kering.
Gitu deh kebiasaan kita kalo baru bikin group chat, obrolan antar kawan. Ada aja yang dibahas.

Begitu juga acara Ngumpul kami di group Whatsapp seminggu terakhir.
Setelah rame bertengkar dan musuhan di BlackBerry Messenger, group Alumni kelas A1 Fisika angkatan 1992-1995 SMAN 6 Denpasar, pindah kamar ke dimensi lain yang jauh lebih familiar penggunaannya.
Nggak harus tanya-tanya PIN, tapi cukup ngandelin nomor ponsel mereka.

Voila, Group Whatsapp kami pun dibuat dalam sehari.

Adalah Wahyu Adi Mulyono, kawan kami yang punya kemampuan intelegensia dan finansial yang diatas rata-rata itu, saya mintakan tolong agar memantau nomor ponsel semua kawan yang masih aktif di Group BBM, untuk dibuatkan Group WA.
Ndak ada agenda khusus sih kali ini. Apalagi rencana Reunian atau gimana gitu.
Cuma Ngumpul doang, say hello.
Hasilnya lumayan. Dari 41 kawan seruangan, akhirnya tersisa 9 orang lagi yang belum ketemu nomor ponselnya. Secara rumah asal sih masih bisa terpantau, cuma soal waktu luang untuk main ke masing-masing mereka aja yang belum kesampaian.

Tidak hanya itu, tampaknya postingan pertanyaan kami pada beberapa kawan seruangan, dipantau pula oleh alumni dari kelas lain. Yang kemudian berinisiatif membuat group Whatsapp pula untuk tingkat sekolah. Walhasil notifikasi ponsel pun ributnya bukan main. Syukur Whatsapp menyediakan opsi Mute 1 tahun, bisa tanpa notifikasi pulak. Terpaksa, ketimbang pusying.

Namun demikian, memasukkan semua kawan yang ada di group Whatsapp kelas ke group sekolah, sempat terpikirkan hal yang sama seperti halnya pola group serupa di bidang kerja. Keluar dari kelompok besar, untuk tetap berada di kelompok kecil. Toh secara garis besar, isinya sama. Namun karena sejak awal diminta tidak meninggalkan tempat, ya dilakoni saja padahal sebagian besar kawan seruangan sudah melakukan duluan dan titip absen.

Maka itu ada dua postingan tambahan terkait aktifitas diatas, yaitu publikasi file Foto yang dikelompokkan per kelas dalam bentuk kompres file di akun Google Drive dan file Video di halaman berbagi YouTube dan juga akun Google Drive bagi yang ndak paham cara unduh melalui yucub tadi.
Kalian yang merupakan alumni angkatan kami, silahkan mampir ke akun saya diatas untuk bisa mendapatkan semua konten.

Balik ke group Whatsapp, sepertinya ini bakalan jadi cikal bakal reuni lagi. Padahal janji di awal tahun 2010 kemarin, agendanya 10 tahun lagi baru deh dilakukan lagi. Tapi apa bisa jadi kemungkinan lebih cepat ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.