Pertama kali membaca brand bernama Nubia kalo ndak salah dari Tabloid Pulsa. Kebetulan mereka lagi menurunkan info terkini rilis ponsel Z series yang kabarnya ndak masuk secara resmi ke pasar lokal.
Tadinya malah sempat salah baca lantaran mirip dengan brand lawas yang sempat jatuh setelah salah langkah.
Nubia, menurut Michael Mondong, Marketing Manajer Nubia Indonesia yang lebih suka disapa Mike, merupakan brand premium yang secara Nasional baru diperkenalkan awal Juni kemarin di Jakarta, lanjut ke Bali untuk peluncuran seri M2 sebagai flagship pertama di Indonesia.
Saya beruntung bisa memegang salah satu rilis terbaru mereka saat diundang ke Rumahan Bistro beberapa waktu lalu. Kalo ndak salah sih seri Z17 yang fenomenal itu.
Dikatakan Fenomenal lantaran ponsel ini dibesut pada besaran RAM 6 GB, yang pada masa kekinian masih tergolong jarang diadop oleh brand lain. Setahu saya, Samsung dan Asus sudah masuk ke lini ini. Hanya saja untuk seri Z17 infonya tidak akan dijual masuk ke Indonesia dengan pertimbangan harga jual yang dikhawatirkan tidak mampu ditawarkan di pasar lokal.
Wajar sih ya, karena Nubia masih tergolong brand baru.
Sementara informasinya di pasar Global, Nubia merupakan salah satu brand yang berkomitmen penuh merilis ponsel pintar dengan kualitas terbaik bahkan teknologi terbaik.
Saya pun mau tidak mau mengakuinya saat mengulik lebih jauh desain penampilan Nubia Z17 yang serupa dengan seri M2 dan M2 Lite.
Form Factor desain Unibodi dengan wajah yang elegan dan full logam.
Tak lupa mengusung Bezel-less Design atau tanpa batas bingkai di sisi kanan dan kiri layar sehingga menyiratkan satu kesatuan dengan latar belakang atau apapun yang ada disekitarnya.
Disamping itu, saya suka ketipisannya tanpa mengesampingkan kapasitas daya tahan batere yang tergolong menengah ke atas. Tapi memang perlu pengujian lebih lanjut terkait ini.
Untuk seri Mid dan High End, informasinya slot memory card dijadikan satu dengan slot sim card unit kedua sehingga memaksa pengguna memilih apakah mengorbankan kebutuhan memori internal ataukah sim card nantinya. Hal serupa saya temukan pada ponsel yang dirilis oleh Asus dalam seri Zenfone mereka. Yang bagi pengguna awam, bisa jadi tidak akan menjadikannya permasalahan utama ketika internal ponsel sudah mencapai minimal 32 GB.
Sementara pada seri Low End, Mr.Stephen Qu Presiden Direktur Nubia Indonesia secara terpisah menyampaikan perihal ketersediaan slot memory card yang dipisahkan dari slot dual sim card dan berada di balik cover belakang bodi. Ini dilakukan untuk memberi ruang tambahan bagi pengguna yang hanya diberi kapasitas internal 16 GB saja.
Sebagai pendatang baru, seri smartphone yang telah dirilis resmi Nubia, saya pantau masuk pada kategori menggoda iman. He…
Dari kapasitas internal raksasa, RAM raksasa, hingga batere raksasa. Jadi menarik karena untuk seri M2 yang baru saja diluncurkan awal Juni tempo hari, termasuk Z17 yang saya pegang, mengusung fitur dual kamera didukung penuh software Neo Vision yang memang informasinya secara khusus dikembangkan oleh Tim Nubia Technologies agar dapat disetarakan dengan kemampuan kamera berjenis DSLR.
Khusus yang terakhir ini, saya sendiri masih bingung apakah sudah sebegitu membutuhkannya sebagai pengganti ponsel yang saat ini saya pegang, atau nantinya akan menjadi alternatif sampingan mengingat Photography bukanlah menjadi sebuah hobby atau hal yang mudah dipelajari.
Tapi ya siapa tahu kelak bisa mengujinya lebih jauh, saya kira harus banyak belajar dengan para maestro kamera DSLR terkait fitur, efek dan pengaturan lanjutan pada fungsi kamera nantinya.
Penasaran ?
Comments
Post a Comment