B B M
Black Berry Messenger
Kalo ndak salah bulan Juni tahun 2013, sebulan pasca dipromosikan di kursi Kepala Seksi Permukiman Dinas Cipta Karya silam, akhirnya saya menginstalasi aplikasi chat BBM lantaran semua Staf saat itu belum satupun menggunakan perangkat Android dan belum ada yang bersedia menginstalasi aplikasi Whatsapp di ponsel masing-masing dengan alasan memberatkan kinerja.
Maka setelah bertahun-tahun kukuh tidak menggunakan aplikasi messenger milik BlackBerry dan ponselnya sekalian, ya luluh juga. Tujuannya cuma satu. Bisa berkomunikasi dengan mereka semua dalam satu ruang chat.
Berselang 4 tahun, pasca pemisahan tugas menjadi Dinas Perumahan, rasanya sih memang ada lagi alasan untuk mempertahankannya. Semua Staf yang saya miliki terberai di empat ruangan, tiga bidang. Apalagi yang namanya perkembangan teknologi masa kini, perangkat BlackBerry tampaknya mulai ditinggalkan termasuk oleh semua mantan staf yang saya miliki, bahkan yang dulunya gagap sekalipun. Sehingga per pagi tadi, BBM atau BlackBerry Messenger musti di PHK dari layar ponsel.
Gak ada penyesalan apapun terkait itu.
Jadi ya Mohon Maaf, jika saya tidak lagi bisa dikontak lebih lanjut melalui PIN BBM.
Menambah panjang daftar aplikasi sosial media yang ditinggalkan.
Kita Chat lewat Whatsapp aja ya…
Comments
Post a Comment